PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Tingginya harga telur ayam di pasar, tak selalu dinikmati para peternak ayam petelur.
Seperti yang dialami Lili Abdullah (40), peternak ayam petelur di Kampung Ciasem, Desa Cicadas, Kecamatan Babakancikao, Purwakarta, Jawa Barat.
Di tengah harga telur ayam yang tinggi, 1500 ayam petelur di kandang miliknya 80 persen mati massal. Penyebabnya diduga akibat cuaca yang panas.
"Jadi, meski harga telur mahal, saya gak merasakan keuntungan. Ya, itu tadi dari 1500 ayam petelur milik saya 80 persen mati massal, dan kini hanya tinggal 5 ekor," jelas Lili.
Kondisi ini, sambung Lili, diperparah dengan kenaikan tepung konsentrat dan jagung, yang menjadi bahan utama untuk pakan ayam.
Untuk menekan kerugian, Lili memutuskan menjual puluhan ayam petelur yang tersisa di kandang, sebagai afkiran.
"Pasalnya, jika terus dipertahankan, semua ayamnya dipastikan matu akibat cuaca panas. Imbasnya saya mengalami kerugian sekitar Rp300 juta," ungkapnya.
Lili menjelaskan, akan kembali beternak ayam petelur usia remaja, agar bisa kembali memproduksi telur. Namun hal ini baru akan dilakukannya, saat kondisi cuaca kembali membaik, serta harga pakan ayam sudah kembali normal.
Adapun harga telur ayam di pasar Purwakarta saat ini dikisaran Rp31 hingga Rp32 ribu perkilogram.(*)
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait