JAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Kementerian Perindustrian RI mendukung penuh langkah dan program Perkumpulan Petani Rempah Indonesia (PPRI) untuk mengembalikan kejayaan rempah Indonesia. Hal itu disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat menerima kunjungan jajaran pengurus Dewan Pimpinan Nasional (DPN) PPRI di kantornya, Selasa (5/12/2023) siang.
Dalam pertemuan, Agus Gumiwang didampingi Putu Juli Ardika, Dirjen Industri Agro, dan Sigit, Staf Ahli Menteri. Adapun dari PPRI, hadir Sekjen Ivan Kuntara yang diberi mandat oleh Ketua Umum PPRI Muchtar HP.
Disampaikan Agus, pihaknya mendukung program quick wins PPRI untuk membuka program Agroindustri Kelor di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Kemenperin akan memberikan bantuan standarisasi produk dan intervensi teknologi pengeringan. Teknologi ini merupakan salahsatu proses penting dalam pembuatan tepung kelor.
Pihaknya juga akan mengkaji penggunaan tepung kelor sebagai super food untuk penanganan stunting. Salahsatunya berbentuk fortifikasi tepung telor. Selain itu Kemenperin akan membantu business matching untuk kegiatan hilirisasi produk tepung kelor.
Sementara itu Sekjen DPN PPRI Ivan Kuntara menjelaskan, program Agroindustri Kelor di Purwakarta bertujuan untuk meningkatkan derajat ekonomi rakyat. Dia mengatakan, PPRI punya keinginan kuat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga petani rempah, khususnya di Kabupaten Purwakarta.
“Agroindustri Kelor berjalan dengan memanfaatkan lahan kritis untuk kemandirian energi berbasis teknogi dan berwawasan kesejahteraan masyarakat tani,” papar Ivan kepada awak media.
Dia menambahkan, selain Agroindustri Kelor, PPRI memiliki program jangka menengah, yakni Agroindustri Kemiri Sunan di Purwakarta. Program ini layak menjadi pilot project, sehingga bisa diduplikasi di daerah lain.
Agroindustri Kemiri Sunan sejalan dengan hasil dari COP 28 tentang penanganan climate change, yakni pengurangan emisi dan carbon neutral dunia di tahun 2050. Kemiri Sunan merupakan produk unggulan yang akan menghantarkan Indonesia menjadi penguasa dunia untuk energi baru terbarukan yang ramah lingkungan, ekonomis, berbasis kerakyatan, dan mendatangkan devisa.
Biji kemiri sunan (kernel) mengandung 50-62 persen minyak mentah (reedmen crude oil). Ini bisa diubah menjadi biodiesel hingga 90 persen.
Pengembangan kemiri sunan diharapkan menjadi bagian dari program berkesinambungan ketahanan energi turunannya dari biodiesel, bioethanol dan bioavtur.***
Editor : Iwan Setiawan