PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id – Pakar komunikasi politik Purwakarta Asep Gunawan menilai debat calon kepala daerah tak akan berpengaruh signifikan terhadap elektabilitas. Menurut Abah Asgun, panggilan akrab Asep, pengaruhnya hanya terasa pada publik dengan karakter rasional yang persentasenya kecil.
“Umumnya publik dengan karakter rasional adalah swing voter yang belum benar-benar yakin akan pilihannya. Debat itu esensinya adalah konsumsi publik dengan karakter rasional. Mayoritas publik dengan karakter emosional umumnya sudah konsisten dengan pilihan mereka masing-masing,” ujar Abah Asgun, Selasa (12/11/2024) saat diminta komentarnya tentang acara debat Calon Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta.
Sebesar apapun resonansi keunggulan berdebat masing-masing pasangan calon yang dibesar-besarkan para tim suksesnya melalui beragam media komunikasi publik, tetap tak terlalu berpengaruh secara siginifikan.
Yang pasti, kata Abah Asgun, pengaruhnya hanya sekadar untuk memperkuat soliditas timses dan pemilih yang sudah istiqomah. Jika tak rapi cara mengelolanya, membesar-besarkan keunggulan berdebat calon yang didukungnya, justru akan berakibat sebaliknya.
“Swing voter bisa berbalik antipati. Jelas ini akan merugikan secara elektoral. Apalagi jika swing voter tersebut memiliki power speaking dan relasi publik untuk memengaruhi pemilih lainnya,” ujarnya.
Dia menambahkan, jika tujuan berdebat adalah memengaruhi opini, persepsi, dan tindakan publik secara positif terhadap pasangan calon, maka yang perlu dipersiapkan bukan hanya dimensi penguasaan materi debat.
Menurutnya, yang tak kalah penting adalah penguasaan public speaking, kekuatan retorika, dan kesiapan mental/fisik peserta debat.
“Perlu diingat, publik dengan budaya konteks tinggi (high context cultures) seperti di Indonesia, tidak menyukai pesan-pesan komunikasi politik yang vulgar, eksplisit, dan apalagi menyerang dan mendiskreditkan lawan. Publik biasanya sangat antipati dengan pola komunikasi politik seperti ini,” paparnya.
Sebaliknya, publik justru akan simpati pada paslon yang handap asor, bahasa verbal-nonverbalnya wajar, dan tak mengada-ada. Sisi ini akan menjadi kekuatan tersendiri bagi paslon untuk mencapai tujuan debat, yakni memengaruhi persepsi publik.
Abah Asgun melanjutkan, pesan-pesan komunikasi politik yang diinteraksikan dalam debat, baik verbal maupun nonverbal serta simbol dan atributnya, harus benar-benar dikelola sedemikian rupa, agar efek dan feed back yang diberikan publik sesuai dengan harapan yang diinginkan, yakni mempertebal elektoral.
“Jika memang ingin menguasai swing voter dan memperkuat soliditas pemilih istiqomah, debat harus dipersiapkan dengan matang. Terkecuali jika dari awal sudah menganggap debat itu tak penting dan tak berpengaruh terhadap elektabilitas,” kata Abah Asgun.
Seperti diketahui, debat pertama Bupati/Wakil Bupati Purwakarta telah diselenggarakan pada 5 November 2024. KPU Purwakarta akan menggelar debat kedua pada 18 November mendatang.***
Editor : Iwan Setiawan