PURWAKARTA, iNews Purwakarta.id - Pengelolaan investasi strategis negara melalui badan yang mengelola anggaran Rp300 triliun bernama Danantara, menjadi sorotan di awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Pembentukan Danantara yang dinilai tergesa-gesa dan minim kajian mendalam menimbulkan kekhawatiran akan potensi risiko.
Danantara, di bawah kepemimpinan Rosan Roeslani, bertugas mengonsolidasikan dan mengoptimalkan aset negara untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Rencana pengelolaan modal BUMN untuk proyek-proyek berkelanjutan berpotensi berdampak besar pada perekonomian Indonesia.
Dzikri Abazis Subekti, akademisi hukum dan aktivis muda, mengkritik proses pembentukan Danantara yang dianggap mengabaikan aspek hukum dan dampak ekonomi jangka panjang.
Ia menilai proses pembentukannya tidak melalui kajian akademis yang memadai dan berpotensi mengakibatkan hilangnya kendali.
Editor : Iwan Setiawan