Soal isu bahwa Binzein disebut “boneka Dedi Mulyadi”, Muchtar meminta publik tidak salah tafsir. “Istilah boneka jangan dimaknai negatif. Dedi memang punya peran besar dalam membentuknya, tapi bukan berarti Binzein tidak bisa berdiri sendiri,” jelas Muchtar.
Ia menilai Binzein cukup tegas dan on the track, meski kebijakannya kadang menuai reaksi keras. “Penertiban bangunan di pinggir irigasi itu contohnya. Kebijakannya benar, tapi tetap harus seimbang dengan nilai kemanusiaan,” ujarnya.
Muchtar menegaskan, seorang kepala daerah harus memimpin berdasarkan hukum dan nilai Pancasila. “Kalau dia taat konstitusi, rakyat akan mendukung. Tapi kalau melenceng, rakyat yang akan menggulingkannya. Sekarang rakyat sudah cerdas,” kata Muchtar.**
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait