PURWAKARTA, iNews.id - Tahun ajaran baru, tahun 2022, sejumlah sekolah swasta tingkat menengah kejuruan (SMK) di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, kekurangan peserta didik baru. Hal itu berbanding terbalik dengan SMK negeri yang kelebihan siswa baru.
Ketimpangan jumlah peserta didik baru antara sekolah negeri dan swasta itu terlihat setelah berakhirnya pelaksanaan peserta didik baru (PPDB) sistem zonasi di tengah pandemi covid 19 ini. Sekolah berlabel negeri masih menjadi daya tarik atau magnet bagi para orangtua untuk menyekolahkan anaknya.
Ketua Forum Komunikasi Kepala Sekolah Menengah Kejuaraan Swasta (FKKSMKS) kabupaten Purwakarta, Uyat Sudaryat mengatakan, dalam PPDB tahun 2022 ini sebanyak 42 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swast di Kabupaten Purwakarta kekurangan peserta didik baru.
"Banyak faktor penyebab kekurangan peserta didik baru bagi SMK swasta, seperti banyak peserta didik yang sekolah keluar dari Kabupaten Purwakarta ataupun tidak meneruskan sekolah, bahkan ada dugaan Sekolah Negri membuka jalur offline untuk menambah kekurangan kuota rombongan belajar (Rombel)," jelas Uyat, pada Kamis, 14 Juli 2022.
Uyat mengkhawatirkan ke depan akan ada SMK swasta yang tutup jika kondisinya seperti ini. Padahal lulusan sekolah kejuruan ini yang sebenarnya paling siap memasuki pasar kerja.
Ia mengungkapkan penerimaan peserta didik baru sudah dua tahun ini berjalan menggunakan sistem zonasi ataupun online. Sistem ini berdampak pada sekolah swasta.
“Kami tidak menargetkan muluk-muluk. Targetnya semua jurusan yang ada di sekolah terpenuhi. Sampai kini bahkan ada SMK di Purwakarta, baru dapat 3 peserta didik baru untuk satu kelas dan masih kurang. Dampaknya banyak sekolah swasta, baik SMA maupun SMK, yang kekurangan peserta didik baru," keluhnya.
Uyat berharap, kondisi ini tak terjadi pada tahun seterusnya. "Jika kondisi ini dibiarkan akan ada sekolah SMK swasta yang tutup," pungkas Uyat.
Editor : Iwan Setiawan