PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Wakil Sekretaris Bidang Organisasi DPD Partai Golkar Purwakarta Sapei menengarai ada skenario tersembunyi di balik aksi para PD dan PK yang mendesak Dedi Mulyadi dan Maulana Akbar dipecat secara tidak hormat.
Menurut Sapei, ada indikasi desakan tersebut bertujuan agar proses pencalonan anggota legislatif Dedi Mulyadi di Partai Gerindra mulus.
"Karena yang saya ketahui, Dedi Mulyadi dan Maulana Akbar belum diberhentikan dari keanggotaan mereka di Partai Golkar," ujar Sapei, Sabtu (8/7/2023).
Dengan kata lain, jika keduanya resmi diberhentikan dari Golkar, maka tak menjadi kendala bagi partai lain yang akan mengusung mereka menjadi caleg.
Sapei menilai aksi desakan mundur tersebut, diduga ada campur tangan seorang pentolan Partai Golkar Purwakarta. Namun, Sapei tidak menyebut nama, siapa pentolan yang dimaksudnya.
"Kemudian pernyataan senior Golkar yang menyatakan dengan adanya usulan dari para PK dan PD membuktikan di tubuh Golkar sudah tidak ada 'orang Dedi', justru saya berpendapat lain. Ada indikasi yang mengusulkan Dedi dan Maulana segera dipecat secara tidak hormat, adalah ada campur tangan dari mantan pentolan Golkar Purwakarta tersebut," papar Sapei.
"Tapi kenapa yang diusulkan ke Dewan Etik hanya dua nama. Setahu saya, yang juga sedang diproses Dewan Etik mengenai pelanggaran etik, adalah Sekretaris Partai Golkar Purwakarta, H Ahmad Sanusi," imbuhnya.
Sapei juga menyayangkan sejumlah Ketua PK yang tampaknya mau dimanfaatkan oleh pihak lain.
"Padahal PK itu di bawah naungan DPD. Mestinya instruksinya selalu ada di Ketua DPD. Dengan berbuat begitu berarti para oknum Ketua PK telah melanggar kode etik partai," tandas Sapei.
Diberitakan sebelumnya, mayoritas PD dan PK Partai Golkar Purwakarta mendesak agar Dedi Mulyadi dan Maulana Akbar dipecat secara tidak hormat.***
Editor : Iwan Setiawan