get app
inews
Aa Text
Read Next : Tanamkan Disiplin Lalulintas Sejak Dini, Polwan Purwakarta Gelar Police Goes To School

Petani Kesulitan Air untuk Sawah, Dispangtan Purwakarta : Pembagian Air Irigasi Harus Bergilir

Kamis, 01 Agustus 2024 | 19:26 WIB
header img
Kepala Dispangtan Purwakarta, Sri Jaya Midan. (Foto: iNewsPurwakarta.id/Irwan)

PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Para petani di sejumlah tempat di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat mengeluhkan mulai sulitnya mendapatkan pasokan air untuk mengairi sawah, akibat hujan yang sudah jarang turun, Kamis (1/8/2024).

Menanggapi hal itu, Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Purwakarta berkilah kurangnya pasokan air terhadap sawah petani tidak sepenuhnya merupakan tanggung jawabnya. Melainkan juga tanggung jawab dari beberapa pihak lain, seperti Pekerjaan Umum (PU) dan pihak provinsi. 

Kepala Dispangtan Purwakarta, Sri Jaya Midan menerangkan bahwa urusan pengairan sawah berada dalam tanggung jawab tiga pihak. Ia menyebut, pihaknya hanya mengurusi saluran cacing tersier, adapun saluran sekunder dan saluran dengan cakupan wilayah yang lebih luas, bukan merupakan tanggung jawabnya.

"Yang sekunder itu tanggung jawab PU dan yang di atas tiga ribu hektare itu tanggung jawab provinsi," terang Sri Jaya Midan, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (1/8/2024). 

Pria yang akrab disapa Midan itu mengungkapkan bahwa tanaman padi dengan usia tanam yang relatif masih muda harus memiliki pasokan air yang cukup. Sebab, hal itu diperlukan untuk menyuburkan masa pertumbuhan. 

"Mungkin sekarang karena jarang hujan, irigasi jadi sedikit surut. Solusinya pembagian air harus bergiliran, jangan serakah sama air," ungkapnya. 

Selain pembagian air yang bergiliran, lanjut Midan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya solusi dengan memberikan ratusan pompa air kepada para petani melalui kelompok tani.

"Kita juga sudah bagikan sekitar 371 pompa air kepada kelompok tani, kalau masih ada yang kekurangan segera laporkan ke kita, nanti kita bantu," ujarnya. 

Disinggung perihal bantuan pompa yang kurang efektif, Midan menegaskan bahwa dirinya telah menekankan kepada para kelompok tani agar bantuan yang diberikan tidak digunakan secara pribadi, melainkan harus digunakan untuk kepentingan seluruh petani.

"Saya sudah bilang, kalau pompa air ini bukan buat pribadi, tapi untuk semua anggota tani. Kita gak mungkin cek satu-satu ke petani, nanti kita cek lewat penyuluh," tegasnya. 

Ia menambahkan, selain memberikan sejumlah bantuan alat, pihaknya juga secara rutin melakukan sosialisasi kepada para petani. Hal itu dilakukan untuk memberikan berbagai pemahaman kepada para petani serta menerima berbagai keluhan yang sedang dialami.

"Kita rutin sosialisasi, dan kalau ada laporan bersifat urgent kita pasti langsung turun ke lapangan," tambahnya. ***

 

Editor : Iwan Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut