PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Memasuki peralihan musim dari kemarau ke musim penghujan, warga Kampung Cibodas dan Kampung Panyindangan, Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, merasa cemas.
Mereka khawatir, insiden pergerakan tanah yang menghancurkan sejumlah rumah pada pertengahan April lalu, kembali terjadi.
Salah seorang warga, Inah (45) mengatakan bahwa insiden pergerakan tanah yang terjadi pada April lalu dan bahkan juga telah terjadi pada beberapa tahun sebelumnya, memberikan rasa trauma yang cukup mendalam. Sebab, peristiwa kelam tersebut membuat sejumlah rumah warga rusak.
"Ini tuh tanah dari atas, mungkin kebawa sedikit-sedikit terus ambruk ke sini. Yang tengah ini sawah, kalau yang di ujung sana rumah, rusak ketimbun tanah," ujarnya, beberapa hari lalu..
Inah menururkan, selain merusak rumah warga, longsoran tanah juga menyebabkan akses jalan tertutup sehingga tidak bisa dilintasi kendaraan.
"Pokonya kendaraan udah gak bisa lewat, kita warga pada jalan kaki kalau mau nyebrang. Ada juga yang motornya digotong buat nyebrang," bebernya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pergerakan telah terjadi sejak beberapa tahun ke belakang dan selalu terjadi setelah wilayah tersebut diguyur hujan lebat dengan waktu lama.
"Udah dari beberapa tahun lalu, saya lupa pokonya masih zamannya Ambu. Kalau gak salah ini udah empat kali dan itu kejadiannya pas hujan besar gak berhenti-berhenti. Jadi takut juga kalau udah masuk musim hujan lagi," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Uwen (49), dirinya menghawatirkan bencana alam tersebut kembali terjadi menimpa dirinya. Terlebih, saat ini hujan sudah mulai sering turun.
"Suka takut kalau hujan, ya mudah-mudahan aja gak sampai kejadian lagi, mudah-mudahan dijauhkan," ungkapnya.
Uwen menyebut, dalam beberapa kesempatan pihak berwenang telah mendatangi lokasi bencana tersebut, meskipun perbaikan dan penanganan belum masif dilakukan.
"Ada pas setelah kejadian kan pada kesini, selebihnya saya kurang tahu, tapi kemarin sempet ada mobil beko sama jalan ini di tanemin batu biar gak licin," pungkasnya. ***
Editor : Iwan Setiawan