Soal Kasus Dugaan Gratifikasi Anne Ratna Mustika, Ini Kata Wakil Ketua DPD Partai Golkar Purwakarta
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2025/02/06/1ae35_anne-ratna-mustika.jpg)
PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Wakil Ketua DPD Partai Golkar Purwakarta Asep Kurniawan buka suara terkait riuhnya soal kasus dugaan gratifikasi yang melibatkan Anne Ratna Mustika.
Seperti diketahui, Anne Ratna Mustika yang merupakan mantan Bupati Purwakarta, adalah juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Purwakarta.
Dikatakan Pafet (sapaan akrab Asep), dalam kasus ini, status Anne Ratna Mustika adalah sebagai saksi. Sebagai kader dan pengurus DPD Partai Golkar Purwakarta Pafet menghormati proses hukum yang sedang berjalan. Pihaknya menunggu hingga proses hukum selesai.
"Jika pada akhirnya Ambu (nama panggilan Anne) tidak terlibat dalam perkara ini, atau dinyatakan tidak bersalah, maka kami meminta kepada pihak-pihak yang menggoreng kasus ini harus membersihkan nama baik Ambu," kata Pafet melalui aplikasi voice note whatsapp, Kamis (6/2/2025).
Dia melanjutkan, dalam diri Anne Ratna Mustika, melekat jabatannya sebagai Ketua DPD Partai Golkar Purwakarta.
"Perkara ini bergulir sebelum Pilkada 2024 digelar. Tentu saja gorengan-gorengan perkara yang menyangkut Ambu berdampak terhadap partai secara politis. Partai Golkar merasa kasus ini terlalu diada-ada(kan)," tandas Pafet.
Dia mengajak semua pihak mendukung Kejari dalam menuntaskan kasus ini dengan tetap menghormati supremasi hukum. Semua pihak harus bijak menyikapi permasalahan ini dan prinsip justice is before the law harus dikedepankan.
"Jika (Anne) tidak terbukti (bersalah), apa kabar kawan-kawan dari media, ormas dan LSM yang menggoreng terus-terusan masalah ini? Secara politis kami dirugikan dengan statemen mereka di luar sana. Tapi karena proses hukum sedang berjalan, kami tidak pernah melakukan perlawanan hukum. Kami menyerahkan sepenuhnya kepada Kejari," imbuhnya.
Dikatakan Pafet, pihaknya merasa dirugikan dengan pemberitaan sejumlah media, "Diindikasikan ada beberapa media yang sangat intens dan berkepentingan di wilayah itu.Entah itu beritanya memang menarik atau sebagai berita yang bermuatan politik. Faktanya, kami dirugikan dengan pemberitaan itu," ujar Pafet.***
Editor : Iwan Setiawan