Badan Karantina Indonesia Cek Sapi Impor di Purwakarta, Pastikan Sehat saat dikonsumsi Hari Lebaran

PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Badan Karantina Indonesia (Barantin) mengecek sapi impor dari Australia di peternakan sapi PT Lembu Jantan Perkasa, Jalan Militer Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (25/2/2025).
Selain mengecek kondisi sapi yang baru datang, Barantin juga mengecek sapi lain, termasuk pakan ternak sapi.
Kepala Barantin Sahat Manaor Panggabean mengatakan, pengecekan ini dilakukan untuk memastikan kesehatan juga ketersediaan hewan bagi masyarakat tercukupi, di bulan ramadan dan Idul Fitri.
Sahat menjelaskan, sapi yang datang ke Tanah Air telah melewati protokol kesehatan cukup ketat. Setiba di kandang juga menerapkan bio security untuk menjamin sapi impor bebas dari penyakit.
"Proses karantina dan vaksinasi juga menjadi langkah krusial dalam menjaga kesehatan hewan," ucapnya.
Pola seperti ini, lanjut dia diterapkan di semua perusahaan peternakan hewan di seluruh Indonesia. Barantin melakukan monitoring untuk memastikan kondisi hewan sehat.
"Masyarakat jangan khawatir, daging sapi yang dikonsumsi sudah teruji kesehatannya, bebas dari penyakit," kata Sahat.
Corporate Communication PT Lembu Jantan Perkasa Kabupaten Purwakarta, Iketut Karyawisana menambahkan bahwa jumlah sapi yang di impor dari Australia sebanyak 2.455 ekor.
"Jumlah tersebut dibagi dua, ke perusahaan yang ada di Purwakarta dan sebagian ke Kota Serang Provinsi Banten," kata dia.
Sapi yang baru datang menjalani proses karantina selama 14 hari. Setelah itu penggemukan selama 90 hari sebelum kemudian dilepas ke pasaran.
Adapun jumlah sapi yang ada di sini, lanjut dia sebanyak 4.300 ekor sapi, 2.100 di antaranya siap dilepas ke pasaran, sementara sisanya masih dalam proses penggemukan.
"Yang baru datang belum bisa dilepas ke pasaran, tapi kita memiliki stok siap lepas untuk memenuhi kebutuhan pasar," ujar Iketut Karyawisana.***
Editor : Iwan Setiawan