get app
inews
Aa Text
Read Next : Tanamkan Disiplin Lalulintas Sejak Dini, Polwan Purwakarta Gelar Police Goes To School

Pasmini, dari Purwakarta untuk Komunitas Global

Senin, 26 Mei 2025 | 12:30 WIB
header img
Cucu Nengsih tak pernah berhenti berobsesi untuk menjadikan Pasmini menjadi camilan yang bisa dinikmati oleh masyarakat internasional. foto: Dok Cucu Nengsih/iNewsPurwakarta.id

PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Umumnya orang menyebut pasmini untuk camilan pastel berukuran kecil. Apapun mereknya. Belakangan, diketahui bahwa istilah pasmini dicetuskan oleh Cucu Nengsih, warga Perumahan Kota Baru, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. 

Sosok inilah yang pertama kali mempopulerkan istilah pasmini untuk produk UMKM yang digelutinya: pastel kering  berukuran kecil alias mini. Bisa ditebak, pasmini merupakan kependekan dari pastel mini.

“Saya beri merek Pasmini untuk pastel mini yang saya produksi. Sekarang, para penikmat pastel, baik yang bermerek atau tidak, selalu menamakan pasmini untuk pastel berukuran imut,” ujar Cucu kepada iNewPurwakarta.id, Sabtu (24/5/2025). 

Tak terlalu mengherankan apabila merek yang disematkan kepada produk sang pencetus, kerap menjadi nama bagi produk itu sendiri. Selain Pasmini, sebelumnya ada  merek-merek lain yang menjadi nama produk. Sebut saja misalnya salah satu pisau cukur, popok bayi, dan air mineral kemasan.

Ibu dari tiga anak ini tentu saja bangga menjadi sang pencetus, kendati hanya untuk sebuah produk yang dibuat pada skala rumahan. Tapi jangan salah, walaupun diproduksi di rumah, Pasmini sudah ‘terbang’ ke sejumlah negara, di antaranya ke Singapura, Australia, Selandia Baru, Mozambik, Gabon, dan Yunani.

Diakuinya bahwa proses distribusi Pasmini ke mancanegara belum melalui prosedur ekspor yang disyaratkan, “Ya, pengirimannya baru sebatas hand carry. Jadi, kuantitasnya pun masih terbatas dan belum berkesinambungan,” terang Cucu.   

Bermitra dengan Petani Keramba Jaring Apung Jatiluhur

Selain Pasmini, pada awalnya Cucu juga membuat beraneka macam camilan. Mulai dari kue basah sampai tumpeng, “Pokoknya segala ada. Baru pada tahun kelima, yakni tahun 2019 saya fokus hanya memproduksi Pasmini saja,” tutur Cucu.

Cucu memajang produknya di berbagai platform media sosial dan e-commerce. Nyatanya, dalam waktu yang relatif singkat pasar menyambutnya. Permintaan pasar tak pernah berhenti hingga dia mengaku kewalahan. 

“Para langganan bilang bahwa Pasmini adalah pastel dengan rasa yang sangat ‘pastel’. Alhamdulillah. Diterima oleh pasar, bagi saya ini merupakan sebuah berkah. Itu pula yang mendorong saya untuk terus mempertahankan kualitas,” ujar Cucu yang dipercaya sebagai Kepala Bidang Perindustrian dan Perdagangan HIPMI Purwakarta ini.

“Pasmini memang terbuat dari bahan berkualitas. Adonannya adalah 50 persen sagu aren yang mengandung banyak serat. Ini cocok untuk ibu-ibu atau orang yang sedang menghindari makanan yang terlalu banyak tepung,” imbuhnya.

Yang menarik, masa simpan camilan ini bisa mencapai satu tahun dua minggu, “Ya, saya jamin, kualitas Pasmini tetap terjaga hingga setahun lebih. Sudah diuji di laboratorium,” terang perempuan kelahiran Purwakarta pada 1985 ini. 

Semula, Cucu hanya memproduksi Pasmini isi udang kering (ebi). Seiring dengan waktu dia berkreasi menciptakan beberapa varian rasa lainnya, yakni abon sapi, abon ikan, dan coklat. Lagi-lagi, semua varian dirasa pas dengan lidah konsumen. Cucu menjual Pasmini Rp21.000 per bungkus, dengan berat 100 gr.

“Salah satu varian yang menjadi favorit adalah Pasmini isi abon ikan. Beruntung, saya tak sulit memperoleh bahan bakunya. Ikan melimpah di danau Waduk Jatiluhur. Saya bermitra dengan petani keramba jaring apung (KJA). Ya, kerjasama yang saling menguntungkan,” ujarnya. 

Di bawah bendera perusahaan Rizki Kanaya, Cucu terus melebarkan sayap bisnisnya. Saat ini, Pasmini sudah tersedia di outlet-outlet yang tersebar di Bandung, wilayah Jabodetabek, mini market, dan di sejumlah hotel.

Di komunitas UMKM Purwakarta, Cucu yang kesehariannya tampak energik ini dipercaya sebagai Koordinator Supplier. Dia membantu rekan-rekannya di kabupaten itu dalam hal proses pendistribusian produk UMKM ke hotel.  

Tertantang oleh Kata Oma 

Konsistensi Cucu dalam melakoni bisnis Pasmini ternyata berbuah manis. Pada even UMKM Juara 2022 yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jawa barat, Cucu menyabet gelar sebagai UMKM Terbaik Kabupaten Purwakarta. 

Tak hanya itu, dia juga menjadi wakil dari Kabupaten Purwakarta pada ajang Brilianpreneur 2022 dan Indonesian SME’s Ambassador (ISA) 2022 di Singapura. Selain itu Cucu merupakan sang Juara UMKM Level Up Kementerian Kominfo 2023, Finalis Export Coaching Program 2023 Kementerian Perdagangan, dan masuk dalam daftar Top 150 Pengusaha Muda 2024. 

“Menurut saya, ajang kompetisi sangat perlu untuk menambah pengalaman, memperluas relasi, lebih mengenalkan produk, dan menjadi tolok ukur sejauh mana keberhasilan saya sebagai pelaku UMKM,” tuturnya.

Ditambahkannya, perjalanan bisnis Kata Oma Telur Gabus, layak dijadikan sebagai bahan referensi. “Yang membuat saya respek kepada Kata Oma adalah soal keterbukaan dan ajakan Bu Furi (Furiyanti, founder Kata Oma) kepada para pelaku UMKM untuk meraih sukses bersama-sama. Saya lihat di media, Bu Furi tak pelit berbagi kunci sukses di berbagai even,” papar Cucu.

Semua sudah mafhum, Kata Oma Telur Gabus yang memenangi ajang Brilianpreneur 2020 sebagai The Best UMKM ini memang menjadi salah satu UMKM panutan Tanah Air.

Fase demi fase perjalanan bisnis camilan telur gabus sudah dilalui sejak Furiyanti mengawalinya pada 2016. Dilansir dari kataoma.id, saat itu telur gabus diracik oleh sang ibu dan diberi merek CoooCok. Oma, panggilan Furiyanti kepada sang ibu, memang kerap membuat telur gabus untuk dinimati oleh anggota keluarga sejak 1980.

Pada 22 Desember 2018, CoooCok berganti nama menjadi Kata Oma hingga saat ini. Pencapaian yang diraih perempuan jebolan Curtin University, Australia ini, adalah buah dari keuletan yang konsisten dan kesungguhan yang mengakar.

Untuk lebih memfokuskan diri terhadap bisnis mandirinya, Furiyanti rela meninggalkan statusnya sebagai wanita karier. Ya, sebelumnya dia pernah menggeluti bidang korporat di sejumlah perusahaan ternama dengan posisi di level atas.  

Namun mengelola camilan tradisional telur gabus ternyata lebih memikat hatinya. Siapa sangka camilan buatan sang ibu yang semula diproduksi di dapur rumah, kini sudah melanglangbuana ke mancanegara.

Penikmat Kata Oma Telur Gabus, di antaranya ada di China, Kamboja, Amerika, Taiwan, Australia, dan Korea Selatan. Untuk distribusi ke mancanegara, Furiyanti menggandeng PT United Family Food (Unifam).

Dilansir dari unifam.com, PT. United Family Food merupakan perusahaan makanan dan minuman terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini membangun bisnis atas dasar kepercayaan, bahwa gaya hidup sehat yang bahagia dimulai dengan nutrisi yang baik. 

Unifam melayani populasi nasional lebih dari 250 juta masyarakat, dan berkomitmen menghadirkan konsumsi yang lezat dengan kualitas terbaik untuk setiap keluarga di mana saja, kapan saja.

Terinspirasi dari pencapaian gemilang Kata Oma Telur Gabus, Cucu Nengsih makin tertantang untuk menghantarkan pastel imut Pasmini ‘terbang’ lebih tinggi dan jauh. 

Ayo para pelaku UMKM, tunggu apa lagi? Perkaya khazanah camilan tradisional asli Nusantara. Sambangi pasar global dengan produk yang unik dan berkualitas. ***

Editor : Iwan Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut