KANG DEDI MULYADI LAPOR! Ada 48 Rumah Hancur Akibat Pergerakan Tanah di Purwakarta

PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id – Bencana pergerakan tanah kembali melanda Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Insiden yang sudah berlangsung sejak April 2025 ini dilaporkan kembali terjadi pada Rabu (11/6/2025) malam. Akibatnya, sedikitnya 48 rumah warga rusak, dengan 25 di antaranya kini sudah rata dengan tanah.
Kepala Pelaksana BPBD Purwakarta, Heryadi Erlan, menjelaskan bahwa 55 keluarga yang terdampak telah diungsikan. Mereka berasal dari dua kampung, yaitu Kampung Cigintung dan Kampung Sukamulya, yang telah dinyatakan sebagai zona merah dan tidak layak huni.
Hingga Kamis siang ini, warga masih terlihat bergotong royong menyelamatkan barang-barang berharga mereka—mulai dari lemari, kasur, pakaian, peralatan elektronik, hewan peliharaan, hingga sepeda motor—ke tempat yang lebih aman. Pergerakan tanah yang meluas ini memaksa mereka meninggalkan tempat tinggalnya secara mendadak.
Menurut Heryadi, warga yang terdampak dievakuasi ke tempat pengungsian sementara seperti GOR Desa atau ke rumah kerabat. "Saat ini untuk warga yang terdampak masih dalam proses pendataan dari pemerintah setempat," tambahnya.
Bencana pergerakan tanah ini tak hanya menghancurkan rumah, tetapi juga merusak fasilitas umum dan infrastruktur jalan. Sejumlah jalan desa ambles dan mengalami retakan parah, membuatnya tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Susilawati (32), salah seorang warga Kampung Cigintung, menceritakan detik-detik mencekam saat bencana itu kembali terjadi pada Rabu malam sekitar pukul 19.30 WIB. Saat itu, ia bersama suami dan anaknya di dalam rumah ketika tiba-tiba mendengar suara aneh disusul retakan di rumahnya.
"Lalu saya keluar, di luar sudah ada warga lain yang juga berteriak minta tolong. Di situ saya menyaksikan satu per satu rumah tetangga saya ambruk, sebelum akhirnya rumah saya juga ikut ambruk. Barang-barang ada yang bisa diselamatkan ada yang tidak, karena tertimpa bangunan," ujar ibu dua anak ini dengan menahan tangis.
Susilawati mengaku sebelumnya pergerakan tanah sudah terjadi, namun tidak separah kali ini. Hanya dua atau tiga rumah yang rusak. Ia tak menyangka pergerakan tanah meluas hingga menghancurkan puluhan rumah di kampungnya.
"Saya gak tahu harus gimana sekarang. Mungkin hanya menaruh harapan ke pemerintah saja, mau gimana-gimananya," kata Susilawati penuh keputusasaan.
Meskipun puluhan rumah rusak dan hancur rata dengan tanah, beruntungnya, hingga saat ini tidak ada laporan korban luka maupun tewas. Seluruh warga desa yang terdampak bencana alam dilaporkan berhasil menyelamatkan diri.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta