PURWAKARTA, iNews.id - Harga kacang kedelai terus mengalami kenaikan. Hal ini membuat pelaku usaha tempe di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, kelimpungan, Kamis (29/9/2022).
Mereka pun terpaksa mensiasati produksinya. Yakni menaikan harga tempe, untuk mengimbangi harga kedelai.
Seperti yang dilakukan Sujoyo, perajin tempe yang berlokasi di Kampung Bojong, Kelurahan Nagri Kidul, Purwakarta.
Pria 53 tahun ini menyebut, harga kedelai saat ini sudah mencapai Rp13 ribu perkilogram. Padahal seminggu sebelumnya baru mengalami kenaikan menjadi Rp2.500 perkilogram.
Sehingga imbas dari kenaikan harga kedelai itu membuat Sujoyo terpaksa menaikan harga tempe.
"Repot Mas, terus naiknya harga kedelai membuat Saya bingung. Agar usaha bisa bertahan, ya terpaksa menaikan harga tempe" ucap Sujoyo.
"Untuk tempe ukuran14 x 20 centimeter yang sebelumnya Rp3 ribu kini naik jadi Rp5 ribu. Dan, untuk ukuran 20 x 30, centimeter dari Rp8 ribu naik menjadi Rp11 ribu," imbuhnya.
Jika harga kedelai terus naik, pria asal Pekalongan ini mengaku akan semakin kesulitan dalam biaya produksi dan memasarkan tempe hasil produksinya.
"Seperti saat ini, pembeli banyak yang mengaku kebeeratan dengan tempe yang terus mahal. Terutama pedagang warung. Mungkin mereka bingung menjualnya ke warga,," ungkap Sujoyo.
Sujoyo tentu mengeluhkan kondisi ini. Ia pun berharap pemerintah segera mencari solusi agar harga kedelai tidak terus naik dan pelaku usaha kecil seperti dirinya bisa tetap bertahan.
"Kalau kami demo, percuma, gak bakal di dengar oleh Pemerintah. Kami hanya bisa pasrah dan berharap pemerintah segera menstabilkan harga kedelai," ucapnya.
Sementara para perajin tahu tempe di Purwakarta masih menggunakan kedelai impor untuk bahan bakunproduksinya. Karena menurut mereka, kacang kedelai lokal yang dicanangkan pemerintan belum bisa memenuhi kebutuhan nasional.
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait