[OPINI]: Berebut Posisi Jadi Pembisik ‘Ambu’ Anne Ratna Mustika

Tatang Budimansyah

Sementara Ambu sudah telanjur menjadi seorang kepala daerah. Dia harus menjadi nakhoda bagi rakyat Purwakarta, dengan atau tanpa Dedi Mulyadi. Bagi Ambu saat ini, Dedi adalah masa lalu. Lantas, the show must go on!

Ambu harus membuktikan bahwa dalam memimpin Purwakarta, tak lagi berada di bawah bayang-bayang mantan suaminya itu. Malah jika perlu, simbol-simbol yang kental dengan personifikasi Dedi, dienyahkan atau dikubur dalam-dalam.

Sampai tahap ini, dalam menjalankan roda pemerintahan, wajar jika mantan Mojang Purwakarta ini memfungsikan diri sebagai sebuah tempayan. Dia menampung masukan dari berbagai kalangan berkaitan dengan berbagai bidang. Ini penting, agar perjalanannya menakhodai Purwakarta berjalan tanpa disertai batu terjal.  Ini lantaran pelajaran dari Dedi Mulyadi belum diterimanya secara paripurna, di saat Ambu harus menentukan arah kebijakan untuk Purwakarta.

Ini peluang emas bagi sejumlah figur untuk memanfaatkan tempayan itu. Mereka tampak berlomba memberi masukan. Figur-figur ini berasal dari berbagai kalangan. Tergantung disiplin bidang ilmu yang dipunyai mereka.

Ada yang memang dipilih Ambu karena dinilai kapabel. Tapi tak sedikit pula yang terkesan menawarkan diri. Sayangnya di antara para pemberi masukan ini (boleh juga disebut sebagai pembisik), terkesan terjadi kompetisi (Bahasa Sunda: Adu geulis).

Editor : Iwan Setiawan

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network