Eva juga menyebut, meski musim kemarau, namjn potensi bertambahnya kasus DBD tetap tinggi. Hal ini lantaran prilaku nyamuk akan lebih sering menggugit, akibat pengaruh elnino.
"Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan RI, pada musim kemarau panjang ini, nyamuk Aedes aegepti menjadi lebih ganas, dengan artian nyamuk itu gigit tiga sampai lima kali lipat dari biasanya dan itu bisa juga menyebabkan penyebaran DBD lebih cepat," ucap Eva.
Untuk itu, dia meminta kepada masyarakat untuk rutin menerapkan kegiatan pemberantas sarang nyamuk (PSN) dengan 3M, yakni menguras, menutup tempat penampungan air, serta mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Selain itu, Eva juga menghimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai genangan-genangan air yang jarang diperhatikan oleh masyarakat yang bisa menjadi sarang nyamuk.
"Seperti di pot-pot tanaman, lalu di tempat dispenser, hal-hal yang jarang diperhatikan oleh masyarakat itu kerap kali bisa menjadi sarang nyamuk. Sehingga, masyarakat harus tetap waspada atas hal tersebut," katanya.(**)
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait