PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Musim kemarau yang terjadi sejak tiga bulan terakhir membuat permukaan air Waduk Insinyur Juanda atau Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, surut.
Pihak Perum Jasa Tirta (PJT) II, selaku pengelola Waduk Jatiluhur membenarkan selama musim kemarau yang berlangsung tiga bulan sejak Juli 2023, Waduk Jatiluhur mengalami penyusutan.
"Jadi batas normal maksimal itu di 107 mdpl, sedangkan saat ini, batas titik air di ketinggian 96 mdpl, menyusut sekitar 10 meter. Ketinggian itu berada di dua meter diatas batas krisis yang tahun ini kami tentukan di 94,44 mdpl," kata Direktur Operasi dan Pemeliharaan Perum Jasa Tirta II Anton Mardiyono, kemarin.
Akan tetapi, ia menegaskan, penyusutan air pada Waduk Jatiluhur tidak mengganggu pengaliran air ke saluran irigasi.
Seperti yang diketahui, wilayah kerja Perum Jasa Tirta II itu meliputi wilayah Bekasi, Karawang, Subang, Purwakarta, dan sebagian Indramayu.
"Hingga saat ini areal sawah di wilayah itu masih bisa terairi dengan metoda gilir giring air," katanya.
Anton menyampaikan, bila tak turun hujan hingga November 2023, pihaknya akan menyiapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
"Bila cuaca kemarau ini berkelanjutan hingga November 2023 mendatang, kami akan menyiapkan TMC untuk menurunkan hujan agar debit air di Waduk Jatiluhur bisa terjaga," ucapnya.
Dia melanjutkan, untuk TMC pihaknya sudah menyiapkan anggaran sekitar Rp 13,4 miliar yang diharapkan bisa menurunkan hujan. "Sehingga debit air di Waduk Jatiluhur ini bisa digunakan untuk kebutuhan air masyarakat," imbuhnya.(**)
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait