PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Debat calon Bupati dan calon Wakil Bupati Purwakarta yang berlangsung baru-baru ini mendapat sorotan dari berbagai pihak. Salah satunya dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Purwakarta. Mereka menilai debat tersebut minim pembahasan mengenai pendidikan
Ketua PMII Purwakarta, M. Ali Akbar atau yang akrab disapa Abay mengatakan debat seharusnya menjadi wadah bagi para calon pemimpin daerah untuk menjelaskan visi dan misi mereka. Salah satunya sektor pendidikan, yang memegang peran penting dalam pembangunan jangka panjang.
“Pendidikan adalah hak dasar yang harus diprioritaskan untuk mencetak generasi berkualitas. Sayangnya, dalam debat kemarin, kurang ada penekanan pada solusi konkret bagi masalah pendidikan di Purwakarta,” ujarnya.
Ali Akbar menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya soal infrastruktur sekolah atau jumlah tenaga pengajar. Kualitas kurikulum, kesejahteraan guru, dan akses pendidikan yang merata bagi semua kalangan juga harus diperhatikan.
“Purwakarta masih menghadapi tantangan di berbagai tingkatan pendidikan, baik dasar, menengah, maupun tinggi. Kami berharap, calon pemimpin dapat memberikan perhatian lebih pada sektor pendidikan dalam program-program mereka,” tambahnya.
PMII Purwakarta juga mengingatkan pentingnya peningkatan pendidikan tinggi yang relevan dengan kebutuhan industri dan perkembangan zaman. Menurut Ali Akbar, pendidikan tinggi di Purwakarta perlu lebih adaptif, tak hanya melahirkan lulusan berijazah, tetapi juga individu yang siap bersaing di dunia kerja dan berkontribusi dalam inovasi lokal.
“Kami harap dalam debat berikutnya, peran pendidikan bisa lebih diutamakan. Kami akan terus mengawal proses ini dan mendorong calon pemimpin untuk memperhatikan isu pendidikan secara serius. Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang tak boleh diabaikan,” pungkasnya.
Dengan kritik ini, diharapkan para calon pemimpin Purwakarta ke depan dapat lebih responsif terhadap persoalan pendidikan, sehingga daerah ini dapat tumbuh maju, tidak hanya di bidang ekonomi, tetapi juga dalam kualitas sumber daya manusianya.***
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait