Menurutnya, hajat bumi bukan sekadar acara tradisional, tetapi juga sarana edukasi lintas generasi. Sebuah pengingat bahwa desa dibangun dengan kerja keras dan gotong royong para leluhur.
“Bayangkan dulu, mereka membangun desa ini dengan alat seadanya, cangkul, kerja sama, semangat luar biasa. Generasi sekarang harus tahu dan teruskan nilai itu,” tambahnya.
Om Zein juga mendorong agar lebih banyak desa di Purwakarta menggelar perayaan serupa sebagai bentuk syukur dan pelestarian budaya.
“Jangan sampai generasi muda lupa sejarah. Lewat hajat bumi, kita tanamkan nilai-nilai perjuangan, kebersamaan, dan rasa syukur bahwa desa ini masih ada dan terus tumbuh,” pungkasnya.
Dengan antusiasme warga dan dukungan pemerintah, Desa Linggamukti berhasil menghadirkan perayaan hari jadi yang bukan hanya meriah, tapi juga sarat makna. ***
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait
