Rahasia Sukses Petani Milenial: Benih Unggul dan Teknologi Jadi Senjata Utama

irwan
Ahmad Lani petani dari Cirebon Jawa Barat. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Benih unggul adalah salah satu pilar utama dalam ketahanan pangan dan pertanian yang sukses. Hal ini dirasakan oleh Ahmad Lani petani bawang merah dari Cirebon Jawa Barat. Mewarisi ilmu bertani dari orang tuanya, laki-laki yang pernah bercita-cita untuk kuliah di jurusan pertanian namun gagal karena keterbatasan finansial keluarganya itu kini justru berhasil membuat lahan yang dia kelola menjadi sangat produktif. Sebagai contoh, Lani dapat memanen bawang merah hingga 18 ton per hektar. Hasil panen tersebut di atas rata-rata produktivitas bawang merah nasional yang berkisar 10 ton per hektar. 

Tidak hanya memanfaatkan benih unggul berkualitas, adopsi teknologi dan pola pupuk yang ramah lingkungan juga menjadi rahasia sukses Ahmad Lani. “Menurut saya, petani itu kuncinya ada di benih unggul dan teknologi. Kalau pakai benih unggul, hasilnya juga meningkat secara signifikan. Jauh lebih tinggi dibanding menggunakan benih biasa,” tutur Ahmad Lani yang telah memanfaatkan teknik menanam bawang merah dengan biji atau True Shallot Seed (TSS). 

Beberapa tahun ke belakang, petani di Indonesia memang telah dikenalkan dengan teknologi penanaman bawang merah melalui biji atau TSS. Adopsi teknologi ini menjadi salah satu pendorong peningkatan produktivitas bawang merah nasional. Dengan benih unggul bawang merah seperti Sanren, Lokananta, dan Merdeka F1 potensi produksi dapat didongkrak hingga mencapai 18 ton per ha.

Selain meningkatkan produktivitas, benih unggul juga sangat penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Di tengah tantangan perubahan iklim dan keterbatasan lahan, kemampuan benih unggul untuk menghadapi kondisi lingkungan yang berubah dan serangan hama serta penyakit menjadi sangat berharga. “Petani juga harus terus berinovasi. Dan bertani itu membanggakan, karena kita dapat menjadi sumber pangan banyak orang,” kata Ahmad Lani. 

Hal yang sama disampaikan oleh Nur Azitah Azman, petani cabai asal Banyuwangi, Jawa Timur. Menurut Maman, demikian Nur Azitah Azman biasa dipanggil, petani sangat penting untuk mengetahui dan mengadopsi perkembangan teknologi pertanian terbaru. Azman yang telah menggeluti dunia pertanian sejak usia 19 tahun itu membuktikan dengan adopsi teknologi dia mampu membesarkan usahanya dan memperluas area tanam yang semula hanya 5.000 m2 kini menjadi 50.000 m2. 

Editor : Iwan Setiawan

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network