PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Sebuah pertemuan yang sarat makna terselenggara di Gedong Negara, salah satu bangunan warisan kolonial yang menjadi simbol perjalanan panjang Kabupaten Purwakarta. Dalam nuansa Tahun Baru Islam 1447 Hijriah, Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein atau akrab disapa Om Zein, menerima kunjungan istimewa dari empat keluarga besar dzurriyah (keturunan) tokoh pendiri Purwakarta.
Silaturahmi ini dihadiri oleh perwakilan Trah Kerajaan Sunda Pajajaran dan Trah Kesultanan Banten—dua poros sejarah yang mengakar kuat dalam pembentukan identitas budaya Purwakarta.
Keempat keluarga tersebut merupakan keturunan dari: Dalem Sholawat (R.A.A. Soeriawinata) – Diwakili R. Muhammad Padmanegara beserta kerabat. Dalem Santri (R.A.A. Soerianata) – Diwakili R. Boyke Pranata Soerianata dan R. Hilman Nugraha. Syekh Baing Yusuf – Diwakili R. Iing Solihin dan R. Hasan Marzuki. Dan Tubagus Ahmad Bakri atau Mama Sempur Plered – Diwakili Tubagus Zain Al-Bakri dan Asror Alawi.
Mereka bersatu dalam semangat memperkuat ikatan spiritual dan kultural yang telah diwariskan leluhur, sekaligus memberikan dukungan moral kepada kepemimpinan baru Purwakarta yang saat ini dikomandoi Om Zein dan Wakilnya, Abang Ijo Hapidin.
“Pemimpin Purwakarta hari ini adalah penerus Dalem Sholawat dan Dalem Santri. Sudah sepatutnya mereka mendapat dukungan dari para dzurriyah leluhur dalam mengemban amanah rakyat,” ujar R. Muhammad Padmanegara.
Tak hanya tokoh dzurriyah, hadir pula perwakilan masyarakat Wanayasa, komunitas budaya, aktivis sejarah, hingga tokoh pemuda. Mereka antara lain Kepala Desa Babakan Wanayasa dan Wanayasa, Paguyuban Warga Banten, Komunitas Iket Sunda, serta sejarawan muda Purwakarta, Naurid M. Rifai Ilyasa—penulis buku “Pergolakan Tanam Paksa dan Berdirinya Purwakarta 1830–1832.”
Dalam sambutannya, Bupati Om Zein mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan lintas generasi tersebut.
“Dalem Sholawat bukan hanya membabat alas, tapi membangun peradaban. Kami akan meneruskan warisan nilai dan perjuangan beliau,” tegasnya.
Silaturahmi ini juga menjadi ajang undangan terbuka untuk menghadiri Haul Kanjeng Dalem Sholawat ke-153 yang akan digelar pada Minggu, 13 Juli 2025 di Alun-alun Kota Bogor. Acara ini diprediksi akan menjadi momen akbar, karena akan menghadirkan para dzurriyah dari berbagai kesultanan dan kerajaan Nusantara serta sejumlah tokoh nasional.
Aktivis sejarah, Aa Komara Cakradiparta, menambahkan bahwa Haul ini bukan sekadar seremoni, melainkan ajakan untuk merawat akar sejarah dan memperkuat jati diri bangsa.
“Melalui momentum ini, mari kita rajut kembali persaudaraan dalam bingkai sejarah dan spiritualitas Nusantara.”
Pertemuan pun ditutup dengan ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah dari seluruh hadirin kepada umat Islam di seluruh penjuru dunia. ***
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait