get app
inews
Aa Text
Read Next : Berkas Kurang, Sidang Pertama KMP vs PKBM Bina Asih Cibatu di Pengadilan Negeri Purwakarta Ditunda

Bukan Sim Salabim, Asap Jadi Uang

Jum'at, 16 September 2022 | 06:29 WIB
header img
Emak-emak di Kepulauan Sahinge berwirausaha dengan memproduksi tongkol asap. Foto: iNewsPurwakarta/Tatang Budimansyah

 Ikan yang telah dikemas masih layak dikonsumsi hingga seminggu ke depan. Kalau disimpan di lemari pendingin  tentu akan lebih awet lagi. Tak heran jika ikan asap sering dijadikan sebagai oleh-oleh bagi tamu dari luar daerah , “Yang jadi persoalan adalah saat diperiksa  di bandara.

Aromanya tercium dan petugas bandara melarang membawanya.  Tapi  itu bisa disiasati dengan menaburkan  bubuk kopi  di luar kemasan.  Itu  cara  agar bisa lolos dari pemeriksaan, hehehehe,” terang perempuan yang memiliki satu putera ini. 

Merambah ke Nuget dan Baso

Berkat  Aryandhi didirikan  pada  1 Maret 2011 silam. Di Kabupaten Kepulauan  Sangihe,  lembaga pendidikan  nonfomal ini boleh dibilang melesat dalam  berkarya.

Selain  memberdayakan warga pesisir dengan  produksi ikan asap  lewat program Aksara  Kewirausahaan, Berkat Aryandhi  juga memiliki  seabrek  program  lain.  Sebut saja  misalnya kursus komputer dan merangkai  bunga, PAUD,  KF Dasar,  dan Paket C. 

Lokasi lembaga berada di  lahan seluas 10.000 M2, sekitar  50 meter  dari pantai. Areal Berkat Aryandhi tampak mencolok di  tengah-engah pemukiman  penduduk. Di  halaman  depan  terlihat sarana  bermain anak-anak  yang mengikuti  program PAUD. Tak jauh dari lokasi  tersebut, ada tungku perapian untuk pengasapan ikan, dipisahkan oleh pembatas pagar.

Amellia merasa bersyukur bisa melayani warga pesisir yang sebagian tak pernah mengenyam pendidikan formal, atau mereka yang terpaksa berhenti bersekolah karena ketiadaan biaya, 

“Puji Tuhan, saya dipercaya  menjalankan program  aksara kewirausahaan,  sehingga bisa memberdayakan  warga untuk meningkatkan taraf perekonomian mereka,” kata Amellia.

Untuk pengembangan bidang  kewirausahaan,  dia mengaku tak mau berhenti sampai  produksi ikan  asap, “Dalam waktu dekat, kita akan memproduksi baso dan nugget ikan,” imbuhnya. 

Pengabdian Amelia untuk warga pesisir Petta Timur memang perlu diacungi jempol. Jika dulu kaum perempuan di tempat itu hanya berdiam di rumah menunggu suami pulang melaut, kini mereka sibuk memproduksi ikan asap.

Dari  ikan  olahan  itulah mereka memperoleh penghasilan tambahan. Ya, dari asap menjadi  rupiah.***** 

 

 

Editor : Iwan Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut