Ikan yang telah dikemas masih layak dikonsumsi hingga seminggu ke depan. Kalau disimpan di lemari pendingin tentu akan lebih awet lagi. Tak heran jika ikan asap sering dijadikan sebagai oleh-oleh bagi tamu dari luar daerah , “Yang jadi persoalan adalah saat diperiksa di bandara.
Aromanya tercium dan petugas bandara melarang membawanya. Tapi itu bisa disiasati dengan menaburkan bubuk kopi di luar kemasan. Itu cara agar bisa lolos dari pemeriksaan, hehehehe,” terang perempuan yang memiliki satu putera ini.
Merambah ke Nuget dan Baso
Berkat Aryandhi didirikan pada 1 Maret 2011 silam. Di Kabupaten Kepulauan Sangihe, lembaga pendidikan nonfomal ini boleh dibilang melesat dalam berkarya.
Selain memberdayakan warga pesisir dengan produksi ikan asap lewat program Aksara Kewirausahaan, Berkat Aryandhi juga memiliki seabrek program lain. Sebut saja misalnya kursus komputer dan merangkai bunga, PAUD, KF Dasar, dan Paket C.
Lokasi lembaga berada di lahan seluas 10.000 M2, sekitar 50 meter dari pantai. Areal Berkat Aryandhi tampak mencolok di tengah-engah pemukiman penduduk. Di halaman depan terlihat sarana bermain anak-anak yang mengikuti program PAUD. Tak jauh dari lokasi tersebut, ada tungku perapian untuk pengasapan ikan, dipisahkan oleh pembatas pagar.
Amellia merasa bersyukur bisa melayani warga pesisir yang sebagian tak pernah mengenyam pendidikan formal, atau mereka yang terpaksa berhenti bersekolah karena ketiadaan biaya,
“Puji Tuhan, saya dipercaya menjalankan program aksara kewirausahaan, sehingga bisa memberdayakan warga untuk meningkatkan taraf perekonomian mereka,” kata Amellia.
Untuk pengembangan bidang kewirausahaan, dia mengaku tak mau berhenti sampai produksi ikan asap, “Dalam waktu dekat, kita akan memproduksi baso dan nugget ikan,” imbuhnya.
Pengabdian Amelia untuk warga pesisir Petta Timur memang perlu diacungi jempol. Jika dulu kaum perempuan di tempat itu hanya berdiam di rumah menunggu suami pulang melaut, kini mereka sibuk memproduksi ikan asap.
Dari ikan olahan itulah mereka memperoleh penghasilan tambahan. Ya, dari asap menjadi rupiah.*****
Editor : Iwan Setiawan