Keren, PSK di Purwakarta Jadi Penggiat Sukarela Antisipasi Penyebaran HIV-AIDS

PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Siang itu, di sebuah ruangan kantor tampak seorang wanita duduk. Di depannya tergeletak selembar kertas.
Kemudian si wanita menandatangani kertas tersebut.
Dialah Bunga (nama samaran). Wanita 38 tahun itu satu dari ratusan Pekerja Sek Komersial (PSK) atau Wanita Pekerja Seks (WPS) di Kabupaten Purwakarta.
Keberadaan Bunga di ruangan itu bukan sedang menawarkan jasa sebagai WPS, melainkan sedang
menandatangani persetujuan menjadi kader antisipasi penyebaran HIV-AIDS di kalangan sebayanya (WPS).
Ya, dibawah Yayasan Resik yang berkantor di Jalan Alternative Bukit Indah - Purwakarta, Desa Mulyamekar, Kecamatan Babakancikao, Kabupaten Purwakarta itu, ia menjadi penggiat secara sukarela.
Tugasnya tak lain mengajak para WPS untuk ikut memeriksakan kesehatan dan antisipasi penyebaran virus HIV-AIDS.
"Sudah ada 24 (WPS) yang mau memeriksakan kesehatan. Alhamdulillah semuanya sehat dan negatif virus HIV," ujar Bunga kepada awak media, beberapa hari lalu.
Bunga menceritakan niat baiknya melakukan pencegahan penyebaran virus HIV ini. Ia bergabung menjadi kader meski tanpa bayaran, sejak dua tahun lalu.
Bunga mengajukan diri langsung tanpa ada paksaan dari siapapun. Ia bertekad ingin menolong sesama WPS agar tidak terinfeksi virus HIV-AIDS.
"Saya ingin menyelamatkan sesama WPS dari virus ini, jangan sampai sudah drop baru tahu. Jadi sebelumnya kalo yang positif bisa kita bantu dan obati," katanya.
Bunga juga bercerita adik dan istrinya (adik ipar) terkonfirmasi positif HIV-AIDS. Kemudian istri adiknya itu meninggal dalam kondisi belum terobati. Sejak itu ia bertekad untuk menolong sebaya yang memang rentan akan penyebarannya.
"Adik saya sudah menikah tiga kali, enggak tau dari siapa atau siapa yang menularkan. Adik saya terkonfirmasi dan istrinya meninggal dalam kondisi positif. Adik saya sekarang sudah berobat dan kondisinya sehat. Dari sana saya ingin membantu teman sebaya (WPS) yang memang sangat rentan akan penyebarannya," Ungkap Bunga.
Setahun berlalu banyak kisah yang ia lalui, mulai dari penolak langsung dari WPS, antusias hingga ikut menjadi kader untuk mengantisipasi penyebaran.
"Selain di lokalisasi sekarang banyak yang di kos-kosan (transaksi seks). Sasaran saya semuanya. Ada yang susah memahaminya dan menolak, ada juga yang diberi penjelasan kemudian mau ikut di tes. Ah banyak ceritanya lah," imbuhnya.
Sementara Hasanudin selaku Ketua Pelaksana Harian Yayasan Resik menyebutkan, tugas yayasannya itu mendata WPSK, memberikan pemahaman dan memberikan pertolongan agar terhindar dari virus HIV-AIDS. Berdasarkan hasil pemetaan di kabupaten Purwakarta terdapat dua lokalisasi yang secara terang-terangan menjajakan WPS. Selain itu, saat ini kata dia, banyak WPS menjajakannya melalui aplikasi dan bertransaksi di kos-kosan.
"Hasil mapping kita ada lebih dari 600 orang menjadi WPS, ada yang warga Purwakarta atau warga tetangga. Hasilnya pada tahun 2022 ada 5 WPS terkonfirmasi positif dan awal tahun 2023 ada 2 orang terkonfirmasi," ujar Hasan.
Hasan mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak terkait seperti dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Kabupaten Purwakarta, ia melaporkan hasil temuan yang ia peroleh dari lapangan.(*)
Editor : Iwan Setiawan