Senada disampaikan Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Zulfikri. Disebutkannya, Kurikulum Merdeka dirancang sedemikian rupa.
"Yakni dengan prinsip penyederhanaan, fleksibilitas dan berkeadilan. Serta fokus kepada pelayanan terhadap para peserta didik," kata Zulfikri.
Prinsip-prinsip penyederhanaan itu, lanjutnya, dimulai dari pengurangan materi dan fokus kepada materi-materi sosial. Termasuk, memberikan ruang seluas-luasnya kepada guru untuk memberikan pelayanan terhadap siswa.
"Pun halnya dengan siswa diberikan ruang seluas-luasnya untuk mengembangkan potensinya," ujar Zulfikri.
Dirinya pun mengapresiasi sistem pendidikan di Kabupaten Purwakarta yang telah menerapkan konsep serupa bahkan sejak 2015 lalu.
"Apresiasi luar biasa untuk Purwakarta yang bisa menjadi role model bagi wilayah lainnya," ucapnya.
Sementara itu, Kadisdik Purwakarta Purwanto menyebutkan, 99 persen sekolah di Purwakarta telah menerapkan Kurikulum Merdeka.
"Kurikulum Merdeka ini merupakan kurikulum orisinal Indonesia. Tinggal beradaptasi saja dari kurikulum yang sebelumnya ke Kurikulum Merdeka," kata Purwanto.
Sejatinya, Purwanto melanjutkan, Kurikulum Merdeka mengadopsi sistem pembelajaran yang sudah diterapkan di pesantren, padepokan, madrasah dan lainnya.
"Jadi penerapannya bukan lah suatu hal yang sulit. Cukup disesuaikan dengan kebutuhan siswa, kebutuhan kelas, kebutuhan sekolah," ujarnya.(*)
Editor : Iwan Setiawan