PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Seorang anak warga Kampung Bakansari, Desa Ciwareng, Kecamatan Babakancikao, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, kecanduan menghirup aroma bensin.
Setiap hari, anak berinisial IG (12) itu tak pernah jauh dari botol berisi bensin. Kemanapun dan saat melakukan aktivitas apapun tangannya selalu menggenggam botol tersebut. Dan terus menghirup aromanya (aroma bensin).
"Lagi tidur saja tangannya selalu menggenggam botol bensin. Pernah suatu waktu bensinnya tumpah," ucap Acah Wiharsi (45), ibunya IG, saat ditemui iNewsPurwakarta.id di rumahnya, Rabu (26/7/2023).
Setelah ditegur, kata Acah, barulah IG menyimpan dulu botol bensin di dekat tempat tidurnya. Dan saat bangun tidur, sebelum melakukan aktivitas yang lain, IG selalu menghirup aroma bensin dulu.
Sementara IG kecanduan menghirup aroma bensin, kata Acah, saat masih duduk sekolah dasar kelas tiga. Saat itu, pada tahun 2020 kala Indonesia dilanda Pandemi Covid-19, ia menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring.
Kebiasaan mencium aroma bensin itu mulai IG lakukan saat sang ayah kerap menyuruhnya membeli bensin eceran.
"Kan jadi sering di rumah, jadi anak tuh suka disuruh ayahnya beli bensin eceran. Kebetulan ayah IG tuh montir. Jadi setiap pulang kerumah suka diciumin bensin yang dibeli," kata Acah.
Kebiasaan mencium aroma bensin itu membuat IG berhenti sekolah, setelah dirinya dikabarkan naik ke kelas empat sekolah dasar.
"Malu katanya, kan pas sudah satu tahun mulai masuk sekolah lagi, tapi anaknya sudah engga mau," ucapnya.
Selama tiga tahun ini, ia mengatakan, IG kerap mengamuk saat dilarang untuk mencium aroma bensin.
"Jadi tiap hari dipegangin aja itu bensin sampai mau tidur juga dibawa ke kasur. Kalau engga dikasih nanti dia (IG) marah-marah," katanya.
Acah menyebutkan bahwa IG telah menjalani berbagai cara pengobatan. Mulai dari pengobatan umum ke Puskesmas, lalu ke RSUD Bayu Asih, hingga saat ini, IG tengah menjalani pengobatan alternatif.
"Sudah ke puskesmas, lalu ke RSUD Bayu Asih, tapi belum ada perubahan. Tapi pas jalanin pengobatan alternatif sekarang sudah mendingan," katanya.
Acah mengaku hingga saat ini belum ada bantuan dari pemerintah untuk pengobatan IG. Padahal dia berharap, anaknya sembuh dan bisa kembali bersekolah. (*)
Editor : Iwan Setiawan