get app
inews
Aa Text
Read Next : Tanamkan Disiplin Lalulintas Sejak Dini, Polwan Purwakarta Gelar Police Goes To School

Hindari Dirusak Masa Susulan, Ponpes TKP Kasus Pencabulan Belasan Santri Dipasang Garis Polisi

Senin, 11 Desember 2023 | 12:56 WIB
header img
TKP kasus dugaan pencabulan santri di Desa Salem, Kecamatan Pondoksalam, Purwakarta, dipasang garis polisi. Foto: iNewsPurwakarta.id/Irwan

PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Ponpes di Desa Salem, Kecamatan Pondoksalam, Purwakarta, Jawa Barat, diduga tempat dicabulinya belasan santri, sudah dipasang garis polisi, oleh Polres Purwakarta, Senin (11/12/2023). 

Menurut Kepala Desa Salem, Nana Sobana, pemasangan garis polisi ini dilakukan polisi pada Sabtu (9/12/2023) sore. Hal itu guna mencegah amuk masa lanjutan. Karena, disinyalir warga masih geram terhadap ustad OS, pelaku pencabulan tersebut. 

"Ya, polisi dan kami sebagai aparat desa khawatir, warga kembali merusak, bahkan membakar rumah dan tempat mengaji ini," ucap Nana, kepada awak media di lokasi, Senin (11/12/2023). 

Selain dipasang garis polisi, lanjut dia, polisi dan pihak desa terus berjaga di sekitar lokasi tempat ngaji tersebut. 

Sementara pelaku OS yang masih buron, Nana menduga masih berada di sekitar desanya. Karena menurut informasi yang diterimanya ada warga yang melihat pelaku. 

"Waktu Sabtu malam setelah kejadian, menurut informasi ada orang menyetop mobil yang melintas di daerah sini. Tapi mobil gak berhenti. Menurut keterangan sopir mobil, pakaian yang dikenakan orang itu mirip yang dikenakan pelaku" jelas Nana. 

Sementara menurut Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Purwakarta, Hanif Hanafi, tempat dugaan kasus pencabulan santri tersebut bukan pondok pesantren atau majlis taklim. 

"Ya bukan Pondok Pesantren dan Majlis Taklim, karena tidak terdaftar di Kemenag." 

"Jadi kalau lembaganya tidak terdaftar, orang atau personalnya pun ya kami gak mengenalnya," ucap Nana, saat ditemui di kantor Kemenag Purwakarta, Senin (11/12/2023). 

Adapun untuk mengantisipasi kejadian serupa, lanjut Nana, pihaknya telah mengumpulkan penyuluh agama tiap desa di kantor Kemenag. "Kami mengarahkan agar para penyuluh agama lebih intensif mengawasi aktivitas para guru ngaji di desa-desa," ujar Nana. 

Diketahui 15 santriwati diduga telah dicabuli OS, guru ngaji. Dan pada Sabtu (9/12/2023) pagi, tempat me gajar ngaji tersebut dirusak warga. Pihak desa dan polisi terus melakukan penyelidikan dan menanyai korban lain yang kemungkinan akan terus bertambah.**

 

Editor : Iwan Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut