get app
inews
Aa Read Next : Tanamkan Disiplin Lalulintas Sejak Dini, Polwan Purwakarta Gelar Police Goes To School

Hama Tikus Serang Tanaman Padi, Dinas Pertanian Purwakarta Pasang Burung Hantu

Minggu, 14 Juli 2024 | 18:27 WIB
header img
Dinas Pertanian bersama petani memasang rumah burung hantu di areal pesawahan Kelurahan Nagrikidul, Purwakarta. Foto: iNewsPurwakarta.id/Gani

PURWAKARTA, InewsPurwakarta.id - Hama tikus saat ini menjadi musuh utama bagi para petani di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Untuk meminimalisir serangan hama itu, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispangtan) setempat lakukan inovasi dengan membuat Rumah Burung Hantu (Rubuha) di sekitar areal tanaman padi

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Kadispangtan) Kabupaten Purwakarta, Sri Jaya Midan melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan (Kabid TP) Tatang Sopian, mengatakan, Rubuha bertujuan untuk mengendalikan hama tikus yang menjadi masalah serius bagi petani.

"Hari ini kita mengikuti kegiatan ini dengan serentak di seluruh kabupaten se Indonesia. Di Kabupaten Purwakarta, kita sudah memasang 56 unit Rubuha yang tersebar di semua kecamatan," ujarnya, disela - selai pembuatan Rumah Burung Hantu (Rubuha) di halaman Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di Kampung Tegal Onder, Kelurahan Nagri Kidul, Kecamatan Purwakarta.

Dijelaskan Tatang, bahwa sebelumnya sudah ada 20 unit yang dipasang di tiga kecamatan. Penggunaan burung hantu Jenis Tyrto Alba sebagai predator alami hama tikus diharapkan dapat mengurangi populasi tikus yang merusak tanaman padi.

"Burung hantu tidak bisa membuat sarang sendiri, sehingga kita sediakan Rubuha sebagai tempat bersarang dan berkembang biak," terangnya.

Ditempat yang sama, Kepala UPTD Perlindungan Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), Wawan Hermawan menjelaskan jika saat ini serangan hama tikus meningkat, dan pengendalian secara kimiawi tidak lagi efektif.

"Burung hantu dapat memangsa dua hingga tiga ekor tikus dalam semalam, sehingga sangat membantu pengendalian hama ini," kata Wawan.

Wawan juga menekankan pentingnya sosialisasi mengenai manfaat burung hantu kepada masyarakat, agar mereka tidak lagi memburu burung tersebut. 

"Dengan germas ini, masyarakat kini lebih sadar akan pentingnya burung hantu dalam ekosistem pertanian," katanya. 

Kegiatan tersebut melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan kelompok tani. Masing-masing kelompok tani diharapkan dapat membangun minimal lima unit Rubuha untuk setiap 25 hektar lahan. "Kami ingin pengendalian hama ini dilakukan secara mandiri oleh masyarakat," kata Wawan.

Dengan adanya program ini, diharapkan kerusakan akibat serangan tikus dapat diminimalisir, serta produksi padi di Kabupaten Purwakarta dapat meningkat.***

 

Editor : Iwan Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut