PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id – Muhammad Abdul Latif menanggapi keluhan warga soal adanya lalu lalang truk pengangkut tanah di Balekambang, Gang Wortel, Kelurahan Sindangkasih, Purwakarta.
Mamat, panggilan Muhammad Abdul Latif, mengakui sejak beberapa waktu lalu ada aktivitas pengurukan tanah untuk lahan miliknya di wilayah tersebut.
Dia menggunakan akses jalan Gang Wortel untuk dilintasi truk pengangkut tanah. DIkatakan Mamat, untuk keperluan tersebut dia sudah berkoordinasi dengan warga dan pengurus Kelurahan setempat.
“Saya sudah meminta izin warga. Selain itu, tanah yang tercecer di sepanjang Gang Wortel juga langsung dibersihkan untuk menjaga kenyamanan warga,” kata Mamat, Selasa (23/7/2024).
Dia melanjutkan, pengurukan yang dilakukan di atas tanah miliknya seluas 5.000 M2 ini dirasa perlu agar lokasi tersebut rata. Selanjutnya, dia berencana meng-kavling areal tersebut untuk dijual. “Lokasi itu bukan untuk dibangun perumahan,” jelasnya.
Dia melanjutkan, selain dilakukan pengurukan, di sekitar lokasi juga dibuat saluran air. Tujuannya untuk mengantisipasi terjadinya banjir pada saat musim penghujan.
"Kalau tidak dibuatkan saluran air, khawatir jika musim hujan akan terjadi banjir dan mungkin bisa ke rumah warga sekitar," jelasnya.
Selain telah diizinkan oleh warga, pihak Satpol PP Pemkab setempat juga telah melakukan pengecekan ke lokasi.
"Jadi sebenarnya sudah tidak ada masalah, baik dengan warga maupun aparat. Karena memang lahan itu bukan untuk proyek perumahan," ujar Mamat.
Terkait suara bising knalpot truk yang dikeluhkan sebagian warga, mamat menilai itu hal yang wajar. “Pengangkutan tanah dilakukan siang hari. Kalau malam hari, ya mungkin bisa mengganggu warga," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, warga Gang Wortel, Sindangkasih, mengeluhkan aktivitas pengurukan tanah. Warga mengaku, selain terganggu suara bising knalpot, jalan di sepanjang Gang Wortel juga menjadi kotor.
Agar aktivitas pengurukan tanah berjalan lancar, Ajat Sudrajat, tokoh masyarakat setempat meminta pemilik lahan bisa meminimalisir terjadinya dampak negatif.
Dikatakan Ajat, pada dasarnya warga menyambut baik adanya pengurukan tanah di Balekambang. Tempat itu menjadi tidak kumuh. Selain itu, juga akan menaikkan nilai ekonomis terhadap tanah milik warga-warga lainnya.
“Cuma dampak negatifnya harus diminimalisir. Akan lebih bagus jika pemilik lahan lebih mengintensifkan komunikasi dengan warga setempat, memberi lampu penerangan, dan tanah yang diangkut truk ditutup terpal agar tak tercecer ke jalan,” kata Ajat.
Menanggapi hal itu, Mamat mengaku sudah meminta sopir truk untuk menutup bak truknya saat mengangkut tanah.***
Editor : Iwan Setiawan