Dia melanjutkan, Gerakan Millenial Golput lahir untuk mengkritik calon bupati yang tak memiliki kerangka berfikir dan konsep untuk membangun Purwakarta.
“Yang kita lihat, mereka hanya menjual barang, tapi tidak tahu kualitas barang tersebut. Kami tidak akan memilih calon yang tidak jelas gagasannya,” ujar Hendro.
Dikatakan Hendro, Gerakan Millenial Golput diisi kaum millenial yang ingin memiliki pemimpin dengan solusi yang konkret terhadap persoalan-persoalan sosial
Hingga saat ini Hendro mengaku belum ada cabup yang membuka ruang diskusi, yang siap isi kepalanya ‘dikuliti’ oleh semua elemen, termasuk millenial.
“Saya berharap KPU menggelar diskusi terbuka dengan mengundang akademisi senior, mahasiswa, dan kalangan lain. Sehingga dalam Pilkada ini kita tidak memilih kucing dalam karung,” terang Hendro.***
Editor : Iwan Setiawan