Selain itu, imbuh dia, program yang tak kalah penting untuk diejawantahkan adalah kesejahteraan pengurus dan anggota beserta keluarganya.
“Perlu juga menginisiasi dan merealisasikan program yang dapat melindungi para wartawan yang ada di naungan PWI, serta memperhatikan keluarga-keluarga anggota PWI yang sudah meninggal dunia,” katanya.
“Terlebih lagi, saya melihat wajah PWI Purwakarta dapat dikatakan terpuruk. Dalam perjalanannya, tak ada yang bisa dibanggakan dari PWI Purwakarta,” tegasnya.
Kalaupun kegiatan UKW dikatakan sebagai sebuah keberhasilan, menurutnya itu hanya bagian dari perjalanan organisasi. “Wajar saja organisasi sekelas PWI menyelenggarkan UKW untuk meningkatkan status dan kualitas wartawan. UKW memang harus tetap diselenggarakan, tapi itu bukan diartikan sebagai sebuah keberhasilan,” papar Tarigan.
Menurutnya, PWI harus bisa menggali potensi untuk memberdayakan pengurus dan anggotanya. Bersinergi dengan pemerintah, melakukan kerjasama dengan pihak swasta dan pihak lainnya.
“Saya yakin PWI Purwakarta mampu memosisikan dirinya sebagai organisasi yang mapan,” imbuh dia.
“Yang paling penting adalah, siapapun kelak yang terpilih menjadi Ketua PWI, jangan pernah bersentuhan langsung dengan proyek-proyek pemerintah yang bersumber dari APBD. Posisikan organisasi PWI sesuai dengan PD PRT,” kata Tarigan.***
Editor : Iwan Setiawan