Tak Sekadar Menjaga Hukum, Polisi Ini Juga Menjaga Masa Depan Anak Bangsa

PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Di tengah citra institusi Kepolisian yang kerap tercoreng isu negatif seperti arogansi dan penyalahgunaan wewenang, sosok Iptu Budiman hadir bak oase di tengah gurun. Pria bersahaja yang kini menjabat sebagai Kapolsek Bojong, Polres Purwakarta, ini membuktikan bahwa polisi bukan hanya penegak hukum, tapi juga pelayan kemanusiaan.
Di balik seragam dinasnya, tersimpan kisah inspiratif yang menyentuh banyak hati, yakni perjuangannya mendirikan Pondok Pesantren Madinah Darul Barokah Lodaya Purwakarta, pesantren gratis untuk anak-anak yatim dan dhuafa.
Pesantren yang berdiri di Kampung Dandeur, Desa Dangdeur, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, ini bukan sekadar tempat menimba ilmu agama. Di atas lahan seluas 6.000 meter persegi itu, tumbuh harapan dan masa depan bagi ratusan anak yang terpinggirkan oleh keadaan ekonomi.
"Saya mulai membangun pesantren ini tahun 2010. Awalnya saya ragu, karena tak punya latar belakang pesantren. Tapi jalan Allah menuntun saya ke sini," kata Abah Budiman kepada awak media, Selasa (1/7/2025).
Langkahnya tak selalu mulus. Ia sempat dituding membawa ajaran sesat hingga pesantrennya dirusak oleh orang tak dikenal pada tahun 2012. Bahkan, di masa awal berdiri, pesantren ini tak memiliki santri satu pun.
"Waktu itu saya sendirian, saya yang jadi santrinya. Tapi saya yakin, saya mohon pada Allah agar tempat ini jadi pusat kebaikan dan pendidikan. Alhamdulillah, satu per satu santri berdatangan dari lingkungan sekitar, hingga kini sudah ada 250 santri," ujarnya.
Mayoritas santri di pesantren ini adalah anak yatim dan kaum dhuafa. Biaya operasional sempat menjadi tantangan besar, namun Abah Budiman tak menyerah.
Ia menyisihkan gajinya sebagai polisi demi menanggung makan dan kebutuhan santri. Kini, pesantren itu juga telah dilengkapi dengan Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah, sebagai bagian dari komitmennya menghadirkan pendidikan berkualitas dan 100 persen gratis, tanpa pungutan untuk makan, pakaian, jajan, maupun sekolah.
"Kami sudah berjanji, pesantren ini harus gratis. Tak boleh ada beban bagi anak-anak yang ingin belajar dan menuntut ilmu," ucapnya.
Lebih dari sekadar tempat ibadah, pesantren ini menjadi wadah membentuk generasi yang berkarakter, berakhlak, dan cinta Tanah Air. Abah Budiman percaya, menjadi polisi bukan hanya soal menegakkan hukum, tapi juga menjadi pengayom dan pembina moral masyarakat.
"Saya prihatin melihat banyak anak yang tak bisa sekolah karena faktor ekonomi. Maka saya ingin jadi bagian dari solusi. Semoga semakin banyak anggota Polri yang terinspirasi untuk terjun langsung membantu masyarakat, bukan sekadar menjadi penegak hukum, tapi juga pembawa harapan," katanya. ***
Editor : Iwan Setiawan