MPLS di SMK Bina Budi Purwakarta hanya Diikuti 8 Siswa Baru

PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Suasana aula itu lengang. Deretan bangku tampak kosong, tak seperti biasanya di awal tahun ajaran baru. Tapi di tengah sepinya ruangan, senyum-senyum muda dengan topi kertas dan papan nama warna-warni tetap terlihat antusias mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Senin (14/7/2025), SMK Bina Budi dan SMK Farmasi YASRI yang berlokasi di Jalan Veteran, Kelurahan Nagri Kaler, Purwakarta, resmi mengawali MPLS meski dengan jumlah siswa baru yang jauh dari kata ideal. Hanya 21 siswa: 8 dari SMK Bina Budi dan 13 dari SMK Farmasi, menjadi bagian dari hari pertama yang biasanya meriah.
"Walaupun jumlah siswa sedikit, kami tetap laksanakan MPLS dengan semangat penuh. Pembukaan pagi ini diikuti seluruh unit pendidikan dari TK hingga SMK di bawah Yayasan YASRI," ujar Aam Aminah, Kepala SMK Bina Budi.
Untuk efisiensi, dua sekolah ini menggabungkan kegiatan MPLS. Agenda berlangsung selama tiga hari, ditambah dua hari pengenalan ekstrakurikuler.
Yang lebih mencengangkan, dari hanya delapan siswa, SMK Bina Budi tetap membuka dua jurusan: Akuntansi dan Perkantoran. Masing-masing jurusan hanya berisi empat siswa.
"Pelajaran umum kami gabungkan. Untuk pelajaran produktif atau kejuruan, tetap kami pisahkan agar fokus pembelajaran tetap maksimal," jelas Aam.
Minimnya siswa berarti minim pula pemasukan. Sebagai sekolah swasta, pendanaan sangat bergantung pada SPP dan dana BOS. Efisiensi menjadi kunci untuk bertahan.
"AC tidak dinyalakan, listrik dibatasi, komputer hanya digunakan seperlunya. Honor guru pun sangat terbatas," tambah Aam, lirih.
SMK Farmasi YASRI tak luput dari tantangan serupa. Kepala Sekolah Jeni Jenal Mutaqin menyebutkan jumlah siswa terus menurun selama tiga tahun terakhir. Tahun ini, hanya 13 siswa mendaftar di jurusan Farmasi.
"Pelayanan harus tetap optimal. Kami hanya efisiensi di operasional, bahkan honor kepala sekolah ikut disesuaikan," tegasnya.
Di tengah keterbatasan dan tekanan, semangat untuk terus memberikan pendidikan tak pernah padam.
"Kami masih membuka pendaftaran. Ini bukan semata-mata soal angka, tapi soal tanggung jawab moral kami dalam menyediakan akses pendidikan bagi masyarakat," ujar Jeni mantap. ***
Editor : Iwan Setiawan