Diterima di Kampus Bergengsi Yaman, Pemuda Purwakarta Terancam Gagal Berangkat Karena Biaya
Hingga pertengahan September ini, ia baru mengumpulkan sekitar Rp5,9 juta. Itu baru sekitar 12% dari total kebutuhan. Sementara waktu terus berjalan.
“Saya yakin Allah tidak akan menyia-nyiakan orang yang ingin menuntut ilmu,” ujar Asgar dengan mata yang tidak mau menyerah.
Negara Belum Hadir, Rakyat Mulai Bergerak
Yang menyedihkan, proposal bantuan sudah ia layangkan ke berbagai instansi: Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Dinas Pendidikan Provinsi, bahkan lembaga sosial. Hasilnya? Hampir seragam: “Kami belum punya anggaran untuk itu.”
Padahal, beasiswa ini tidak membebani negara sama sekali. Biaya kuliah dan hidup selama 5 tahun ditanggung oleh lembaga pemberi beasiswa, Rabithoh al Ato’ wal Irfan. Yang dibutuhkan Asgar hanya satu hal: tiket untuk sampai ke sana.
Editor : Iwan Setiawan