Adnan, Sepatu Kotor, dan HiFi Air: Lakon Anak Muda Inspiratif dari Kota Galendo
Setelah selama 8 tahun merantau dari satu kota ke kota lain, benak Adnan mulai digelayuti kejenuhan. Pada saat yang bersamaan, pada suatu siang di awal tahun 2023, sang kakek meneleponnya. Kakek yang saat itu tengah sakit meminta Adnan pulang ke Ciamis, kota kelahirannya. “Asal ada kemauan, kamu tidak akan kehilangan nafkah di sini. Pulanglah!” begitu pesan kakek.
ANAK muda bernama lengkap Muhammad Adnan Alifianza ini menuruti pesan sang kakek. Padahal selama merantau, dia memiliki karier pekerjaan yang bukan kaleng-kaleng.
Adnan pernah dipercaya menjadi manajer proyek di sebuah perusahaan properti. Memutuskan pulang ke Ciamis, dengan sendirinya harus pula menanggalkan karier yang telah dibangun dengan susah payah selama bertahun-tahun.
Tapi ya itu tadi. Rasa jenuh yang kerap menggelayut benaknya, ditambah permintaan sang kakek agar pulang, menjadi alasan yang paling mendasar untuk kembali mendiami kota kelahirannya, Ciamis. Adnan tidak serta merta merasa nyaman ketika memulai kehidupannya di Kota Galendo (julukan Kabupaten Ciamis) ini.
Ternyata tak mudah baginya untuk memperoleh pekerjaan. Itu memang konsekuensi yang harus diterimanya. Adnan harus menyimpan karier yang pernah dilakoninya di Pertamina Aceh dan Kalimantan Timur, untuk dijadikan sebagai sebuah kenangan. Pun demikian dengan pengalaman kariernya di sebuah perusahaan perikanan di Tegal, dan perusahaan properti yang berkantor pusat di Bandung.
“Saya harus memulai hidup baru di Kota Galendo. Paling tidak untuk menghidupi diri sendiri, syukur-syukur bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain,” tutur pemuda berusia 28 tahun ini kepada iNewsPurwakarta.id saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa sore, 9 Desember 2025.
Namun, apa yang harus dikerjakan? Setelah memutar otak, inspirasi akhirnya muncul. Pada 2016 hingga 2017 saat masih kuliah, Adnan sempat menjadi YouTuber.


Konten yang dipilihnya yakni me-review sepatu. Dari situlah setidaknya dia mengetahui seluk beluk tentang material sepatu dan cara merawatnya. Pengalaman manajemen bisnis yang dia peroleh dari pekerjaan sebelumnya, juga sangat menyokong.
“Maka, saya memutuskan untuk membuka usaha layanan cuci sepatu. Saya beri nama Momoqi Care You. Diambil dari kata momok yang berarti sosok. Jadi, Momoqi Care You berarti sosok yang peduli kamu,” terangnya.
Adnan mengenang, dari sejak ide muncul hingga merealisasikan usahanya ini, dia hanya memerlukan waktu beberapa hari. “Ya, tanggal 26-28 Maret muncul ide dan perencanaan. Kemudian, tepat pada 1 April 2023, Momoqi Care You resmi dibuka,” ujarnya.
“Awal buka, saya belum punya gerai. Pemasaran dilakukan lewat media sosial seperti Instagram dan WhatsApp, dengan sistem antar jemput. Oh ya, Kebetulan kakek punya hotel di kota ini. Jadi, saya pun memajang roll banner di lobi hotel. Alhamdulillah, tak sedikit penghuni hotel yang tertarik dengan pelayanan jasa Momoqi,” paparnya.
Sepatu Kembali Kinclong
Agustus 2023, sang kakek menyilakan Adnan untuk memanfaatkan ruang kosong yang berada di sebelah hotel, di Jalan Jenderal Sudirman No 25, Kelurahan/Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat untuk dijadikan gerai.
Ayah satu anak ini tak menyia-nyiakan kesempatan. Maka, sejak saat itu hingga kini, ruang itu menjadi gerai Momoqi Care You, “Karena ruangan itu punya kakek, tentu saja saya tak harus bayar. Lumayan, bisa mengurangi budget pengeluaran,” ujarnya.

Adnan sadar bahwa di Kota Galendo ini, Momoqi Care You bukan yang pertama dan bukan satu-satunya usaha di bidang laundry sepatu. Tak heran jika dia membuka layanan inovatif, salah satunya yang disebutnya sebagai washing on the spot.
“Ya, kami datang ke café-cafe atau tempat nongkrong anak muda. Bawa mesin pencuci portable dan alat-alat yang dibutuhkan, lalu mencuci sepatu para pengunjung café langsung di lokasi,” ujar Adnan.
Agar customer merasa nyaman, Adnan menyediakan sandal untuk mereka pakai selama proses pencucian. “20 menit kemudian, proses pencucian selesai, sepatu kembali kinclong dan siap dipakai kembali,” imbuhnya.
Untuk jasa pencucian sepasang sepatu, Adnan mematok tarif Rp20.000-Rp35.000. Besaran tarif ini tergantung dari material sepatu. Selain jasa cuci, Momoqi Care You juga melayani reparasi, mulai dari pengecatan ulang (repaint), jahit, hingga penggantian sol, “Tarif reparasi Rp40.000-Rp60.000,” ucap Adnan.
Sebanyak 11 orang anak muda yang menjadi karyawan Adnan, saling menopang dengan job desk masing-masing, untuk kelancaran dan keberlanjutan usaha ini.
Tak puas hanya buka satu gerai di Kota Galendo, Adnan melebarkan sayap usahanya dengan membuka cabang di Yogyakarta dan Garut, “Mumpung masih muda. Saya akan melakukan apa yang bisa dilakukan,” ujarnya.
Melek dunia digital dan internet, menjadi nilai tambah bagi Adnan dalam upaya mengembangkan usahanya. Dia tak pernah berhenti berinovasi sedemikian rupa untuk menciptakan strategi pemasaran yang jitu.
“Selain itu, jaringan internet sangat berpengaruh terhadap kelancaran manajerial dan kualitas pelayanan. Usaha saya di bidang jasa. Maka, membuat pelanggan puas menjadi wajib hukumnya,” tandasnya.
Praktis, Stabil, dan Fleksibel
Untuk urusan ini, Momoqi Care You sudah lama mengakrabi HiFi Air, layanan internet nirkabel (wireless) dari Indosat. Bagi Adnan, HiFi Air merupakan piranti yang sangat membantu dalam menopang kelancaran dan kenyamanan bisnisnya, “Never complain!” ujarnya saat ditanya kesan selama menjadi pengguna HiFi Air.
Dikatakan Adnan, saat timnya menggelar washing on the spot, tak semua café yang disambanginya memiliki wifi yang baik. “Maka, saya tak pernah mengandalkan jaringan internet milik café. Saya pakai HiFi Air yang jelas lebih praktis, cepat, dan fleksibel,” tuturnya.
“Washing on the spot itu butuh internet yang stabil. Dokumentasi kegiatan harus langsung dikirim ke Google Drive. Kami punya beberapa akun khusus untuk penyimpanan konten. Ketika on the spot, dokumentasi langsung diunggah. Kalau jaringan internetnya lelet, tentu akan menghambat pekerjaan,” imbuh Adnan.
Diakuinya, jenis usaha yang membutuhkan mobilitas tinggi seperti Momoqi Care You, harus ditunjang dengan perangkat jaringan internet yang praktis dan stabil, namun juga bertarif terjangkau. “Bagi pelaku UMKM seperti saya, cocoknya ya HiFi Air karena harganya memang bersahabat,” ujar Adnan.
Dilansir dari hificare.ioh.co.id, HiFi Air adalah layanan Fixed Wireless Access (FWA) yang menggunakan jaringan seluler (4G/5G) untuk menghadirkan internet rumah yang stabil, praktis, dan mudah dipasang. Perangkat ini cocok digunakan di area yang belum terjangkau oleh kabel fiber atau bagi pengguna yang menginginkan instalasi cepat.
Dengan demikian, jaringan ini tak perlu instalasi kabel, langsung pakai dengan modem WiFi yang sudah termasuk SIM Card. Modemnya bisa dipindah-pindah ke area yang terjangkau jaringan Indosat.
Soal kecepatan, HiFi Air didukung teknologi WiFi 6 untuk koneksi lebih cepat dan efisien, “Selain itu, HiFi Air menerapkan skema prabayar. Jadi, kita bisa menggunakan paket data sesuai pilihan, dan bisa diisi ulang (top up) melalui aplikasi, Uniknya, modem menjadi milik pelanggan,” sambung Adnan.

Tak Henti Mengembangkan Potensi Diri
Adnan mengajak Gen Z agar tidak semata-mata berorientasi kepada bagaimana agar bisa memperoleh pekerjaan. Alih-alih melamar pekerjaan yang semakin kompetitif, Adnan menyarankan kaum seusianya untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
“Tahu sendiri lah. Zaman sekarang begitu sulitnya mencari kerja. Daripada kita apply ke beberapa perusahaan, terus tidak diterima, kan malah bisa stres. Maka, mendingan kita berupaya mengembangkan potensi diri saja. Setiap orang punya potensi masing-masing yang bisa dikembangkan,” ucap Adnan.
Dia melanjutkan, yang terpenting adalah lakukan hal-hal positif yang terbaik, yang memiliki nilai manfaat bagi orang lain. “Tak apa-apa kita memulai dari usaha kecil-kecilan dulu. Boleh jadi, kecil bagi kita, tapi besar manfaatnya bagi orang lain,” imbuhnya.
Adnan dan 11 orang karyawannya terus bergerak: menggumuli sepatu-sepatu kotor. Pada awalnya barangkali nyaris tak ada yang menyangka, bahwa justru dari sepatu-sepatu kotor itu mereka menemukan sandaran untuk kehidupan saat ini dan masa depan. Ternyata pulang kembali ke kampung halaman, adalah keputusan tepat bagi Adnan untuk merangkai episode demi episode lakon hidupnya.
Adnan dan kawan-kawan, sepertinya sudah sangat mafhum dengan kalimat yang pernah diucapkan oleh Nelson Mandela (1918-2013). Ya, tokoh legendaris dari Afrika Selatan ini mengungkapkan bahwa: ‘Setiap hal akan selalu terlihat mustahil sampai hal itu berhasil dilakukan.’***
Editor : Iwan Setiawan