Pemerhati Politik: Hadapi Pileg 2024, Golkar Tak Terpengaruh Hengkangnya Dedi Mulyadi dan Kroninya

Tatang Budimansyah
Jelang Pileg 2024, pemerhati politik Purwakarta berhitung soal suara Partai Golkar dan Partai Gerindra

PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.ID - Diakui atau tidak, Dedi Mulyadi cenderung membangun kekuatan dan kekuasaan politiknya  dengan gaya romantisme dan plutokrasi. Dedi membangun kekaguman politik individu dan berdasarkan kekuasaan materil. Dia tidak sepenuhnya mengandalkan mesin partai secara struktural, namun membangun infrastruktur politik dengan menggabungkan birokrasi bawah dan segelintir individu yang memiliki kekuatan materi. Baik kroni-kroni yang turut bersama mencalonkan legislatif di level bawahnya, maupun yang akan dijadikan partner pribadi ketika berhasil.

Hal tersebut dilontarkan Pemerhati politik Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Agus Yasin, Minggu (14/1/2024)  saat diminta komentarnya soal pengaruh Dedi Mulyadi terhadap raihan suara Partai Golkar dan Partai Gerindra pada Pileg 2024 di kabupaten ini.

"Konkretnya, Dedi berpolitik untuk kepentingan dirinya sendiri. Sementara partai dan segelintir individu hanyalah sebagai penunjang antara. Lalu bagaimana pengaruh dan antisipasi  Golkar? Pengaruhnya untuk di Purwakarta memang ada, akan tetapi tidaklah sedahsyat yang diperkirakan pemujanya. Karena torehan suara waktu Pileg 2019 tidak bertumpu dari hasil di Purwakarta, melainkan ditunjang dari Karawang dan Bekasi yang figur sentralnya sekarang menjadi pesaing juga di lain partai," terang Agus.

Dia menambahkan, untuk menjaga pengaruhnya, Golkar Purwakarta harus berupaya meyakinkan kader dan terus memelihara soliditas. Selain itu figur-figur yang dipercaya untuk memenangi suara, harus bekerja dengan baik dan memperlihatkan nilai kejuangan didasari militansi, serta mampu menjadi daya tarik konstituen.

"Soal simpatisan Kang Dedi yang akan berpindah ke Gerindra, ya memang ada kemungkinan. Namun persentasenya kecil kalau dari kader Golkar. Karena simpatisan yang akan berpindah bukan kader murni Golkar, tetapi kader bawaan dan yang diciptakan Kang Dedi semasa berkuasa. Sementara bagi Gerindra sendiri tidaklah begitu antusias, sebab kehadiran potensi bawaan Kang Dedi melahirkan persoalan baru untuk kader-kader yang sudah berjasa," ujar Agus.

Dia menambahkan, bagi Gerindra bergabungnya Dedi Mulyadi dengan kroni politiknya hanya kepentingan tertentu di Pileg 2024. Dengan tetap menjaga harmonisasi partai, dan tidak akan membiarkan ada ruang untuk mengoyak-ngoyak ke depannya. "Kesimpulannya, sampai saat ini Golkar tidak terpengaruh dengan kepindahan Kang Dedi dan kroninya. Semua tahu dia berpolitik mengandalkan kekuatan pengaruh materi dan birokrasi bawah. Yaitu kekuatan kepala desa dan perangkatnya sampai sekarang," tandas Agus.
  
"Signifikasi raihan suara Kang Dedi sekarang tidak akan seperti pada Pileg 2019, karena sekarang tak semua kepala desa  tunduk di bawahnya. Lalu Golkar pun tidak akan diam, dengan membangun opini yang bisa menggoyahkan arogansi politik Kang Dedi. Banyak yang akan mengalir untuk dijadikan bahan counter attack, dan itu akan terjadi saat menjelang perhelatan Pileg 2024," tambahnya.

Agus berpendapat, dengan kehadiran Dedi Mulyadi, Gerindra setidaknya  bisa mengamankan posisi dan mungkin saja menjadi pesaing ketat Golkar. "Soal kedalamannya, Gerindra Purwakarta sudah mendekteksi gejala-gejala yang akan timbul dengan kehadiran Kang Dedi dan bawaannya. Potensi para kader lama Gerindra lebih dominan pergerakannya, tanpa menerapkan embel-embel Kang Dedi. Artinya, diantara mereka ada suasana kebatinan yang disimpan secara rapat," terangnya.

Dihubungi secara terpisah, pemerhati politik Purwakarta Muchtar HP berpendapat, usai hengkangnya Dedi Mulyadi, Partai Golkar sangat sulit mempertahankan eksodus  suara Golkar ke Gerindra. 

"Karena Partai Golkar Purwakarta tidak berupaya mencari tokoh kharismatik pengganti setingkat atau lebih dari Kang Dedi. Akibatnya, suara Golkar akan berada di antara himpitan Gerindra dan Nasdem. Coba kita lihat ada tidak penggerak bobot mesin partai Golkar yang daya cengkram politiknya sekuat Kang Dedi," ujar Muchtar HP.***


 

Editor : Iwan Setiawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network