PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Jelang perayaan Imlek 2024, produksi kue keranjang yang biasa disebut dodol Cina di Gang Aster, Kelurahan Nagrikaler, Purwakarta, Jawa Barat mengalami penurunan hingga 50 persen.
Hal ini imbas dari mahalnya bahan baku untuk memproduksi kue ciri khas Imlek itu.
"Turun sekarang mah. Turun setengahnya, ya lima puluh persen lah. Bahan bakunya pada mahal," ucap Hayati, pembuat kue keranjang kepada awak media di rumahnya di Gang Aster, Kamis (1/2/2024).
Dia menambahkan, bahan baku kue keranjang yang harganya naik diantaranya, beras ketan dan gula putih. Agar tidak merugi, Hayati pu terpaksa menaikan harga kue keranjang.
"Ya kue keranjangnya ditaikan, jadi 50 ribu rupiah perkilogramnya. Kalau tahun lalu kan hanya 35 ribu rupiah," ungkap Hayati.
Ternyata, kata Hayati, dengan menaikan harga kue keranjang, berdampak kepada pembeli. Jumlah pembeli menurun. Selain itu jumlah pembeliannya juga ikut turun.
"Imlek tahun lalu mah banyak yang order, dari Cikampek, Karawang bahkan dari Bandung. Sekarang mah sedikit. Jumlah pembeliannya juga turun. Yang langganan warga Purwakarta aja yang biasa beli banyak, sekarang rata-rata beli 5 kilogram, " jelasnya.
Meski harga bahan baku mahal dan pelanggan menurun, namun Hayati tidak akan menutup usahanya, membuat kue keranjang. Karena menurutnya, hanya dirinya, satu-satunya di Purwakarta yang membuat kue tersebut.
"Kalau saya berhenti, gak ada lagi dong di Purwakarta yang buat kue keranjang," ucap Hayati.
Sementara sejumlah pembeli mengaku kue keranjang yang dibuat Hayati, cita rasanya beda dengan yang dibuat di tempat lain. Untuk itu, mereka langganan setiap jelang Imlek membeli kue keranjang ke rumah Hayati.
"Ya saya langganan, setiap Imlek saya selalu beli di sini (rumah Hayati), rasanya enak, kalau di tempat lain kurang enak," ucap Kurniawan, warga Purwakarta kota.
Namun untuk Imlek tahun ini,dia hanya membeli 5 kilogram. Alasannya uangnya digunakan untuk keperluan lain.
Hal yang sama dikatakan Lindawati, pembeli kue keranjang asal Bendul, Sukatani, Purwakarta. Ibu berusia 50 tahun ini, langganan membeli kue keranjang yang dibuat Hayati. Dia juga hanya membeli 5 kilogram.
"Baru beli 5 kilogram. Mudah-mudahan pas hari H nya bisa beli lagi (kue keranjang)," ujar Lindawati.
Kurniawan dan Lindawati sama-sama menyebut membelinkue keranjang untuk dibagikan ke tetangga.
"Untuk dibagi ke tetangga. Kalau mau Imlek, mereka suka pada nanayain, mana dodol, mana dodol?, makanya saya beli," jelas Lindawati.
Dia menambahkan, kue keranjang adalah tradisi setiap Imlek. "Dengan membeli dan memberi kue keranjang, semoga mendapat berkah," pungkasnya.***
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait