Salah satu petani ikan KJA, Martina (46) mengaku bahwa peristiwa ini sudah terjadi sejak tiga hari kebelakang.
Dia menyebut bahwa fenomena ini disebabkan oleh cuaca buruk yang mengakibatkan langit mendung tanpa henti. Tanpa sinar matahari, suhu air waduk menurun drastis, menyebabkan arus air yang kotor dari dasar waduk naik ke permukaan.
Diketaui, proses tersebut disebut Up-welling atau Umbalan, menciptakan perbedaan suhu yang cukup signifikan antara lapisan air, sehingga memicu kematian ikan.
"Sudah tiga hari terakhir ini, ikan mulai naik ke permukaan, mati. Karena angin kan ini, jadi ikan pada mabok terus mati," ucap Martina, saat ditemui di lokasi, Jumat (7/2/2025).
Martina tak menyangka, cuaca buruk ini membuat ia kehilangan ikan sebanyak 13 ton, yang mengakibatkan kerugian hingga Rp 400 juta.
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait