“Kendala lain, adalah soal SDM. Pengrajin yang berjumlah 20 orang saat ini, adalah mereka yang sudah teruji kadar minatnya untuk menganyam. Di samping mereka, banyak pula yang tak konsisten, minatnya setengah-setengah,” ujarnya. Padahal melalui BKJ, Tanissa berharap produknya bisa lebih dikenal bukan saja oleh pasar lokal, tetapi juga pasar global.
“Saya ingin melestarikan budaya anyaman dengan melibatkan lebih banyak anak muda. Saya berharap mereka sadar bahwa menganyam bukan hal kuno, tapi warisan leluhur yang memiliki nilai ekonomi. Eceng gondok yang dianggap gulma bisa jadi solusi penyelamatan lingkungan dan penghidupan. Ini langkah kecil untuk perubahan besar," papar Tanissa.
Dia juga mempunyai obsesi memperluas upaya pemberdayaan ke daerah lain, yang memiliki permasalahan yang sama terkait eceng gondok.
Bagi yang tak tertarik dengan kerajinan tangan, imbuh Tanissa, ke depan warga akan diberi peluang untuk mengelola pupuk organik dan briket. “Bahan bakunya sama, dari eceng gondok. Program ini masih dalam tahap riset,” terangnya.
Seiring dengan waktu, produk anyaman yang dibuat BKJ kerap mengisi pameran-pameran UMKM di berbagai tempat. Sedangkan untuk sehari-hari, produknya dipajang di galeri cindera mata yang berada di pinggir danau Jatiluhur. Galeri ini menjadi pusat perhatian para wisatawan.
Tanissa dengan BKJ yang diprakarsainya, mampu menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan perekonomian.
“Ya, dengan berkurangnya eceng gondok lingkungan jadi bersih, dan warga yang menganggur kini memiliki penghasilan. Itu memang menjadi misi sosial saya,” ujarnya.
Diakuinya bahwa pernah beberapa kali ada investor yang tertarik menanamkan investasinya di BKJ. “Tapi saya belum menerima. Saat ini saya lebih berfokus pada pemberdayaan masyarakat. Saya utamakan misi sosialnya dulu. Ketika warga merasa terbantu secara ekonomi oleh BKJ, itu merupakan sebuah kebanggaan,” ujarnya.
Kreativitas Tanissa ternyata mendapat ganjaran. Pada ajang Aksi Nyata Bela Negara Award menyambut Hari Bela Negara (HBN) ke-75 Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Tanissa meraih penghargaan.
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait