Sementara itu, Founder BELA PURWAKARTA, Aa Komara, mengingatkan potensi gejolak sosial jika pemerintah tak cepat tanggap. Ia menyinggung fenomena "One Piece", "Indonesia Gelap", hingga aksi penjarahan yang kini merebak di berbagai daerah sebagai bentuk akumulasi kekecewaan rakyat terhadap lambannya respons negara.
"Rakyat sedang sensitif. Jangan sampai luka kecil ini membesar jadi krisis kepercayaan yang lebih luas. Kita tidak ingin Purwakarta menjadi bagian dari potret buram ketidakpedulian," ucapnya.
Dari pihak DPRD Kabupaten Purwakarta, dua anggota sekaligus perwakilan Banggar, Said Ali Azmi dan Dedi Juhari, menyatakan dukungan penuh terhadap upaya penyelesaian. Mereka mengusulkan penggunaan dana hibah dalam APBD sebagai solusi konkret untuk memberikan "kadeudeuh" kepada para pedagang.
“Kami di DPRD menginginkan persoalan ini segera tuntas. Dana hibah bisa digunakan, tinggal political will pemerintah daerah yang kami tunggu. Semoga lancar dan para pedagang bisa bangkit kembali,” tutup mereka.
Dalam penutup pertemuan, perwakilan pedagang menitip harapan besar: agar dalam agenda selanjutnya, mereka dapat bertemu langsung dengan Bupati dan menerima keputusan final yang membawa titik terang.
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait
