PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id – Enam bulan sudah berlalu sejak kobaran api melalap Pasar Jumaah, pusat perniagaan legendaris dan ikon ekonomi Kota Purwakarta. Namun, hingga kini, para pedagang yang menjadi korban belum mendapatkan kejelasan nasib dari pemerintah daerah. Modal habis terbakar, penghasilan terhenti, dan kehidupan keluarga terancam, para pedagang kini hanya berharap ada empati dari pihak berwenang.
Meski sempat muncul desakan untuk menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran, para pedagang memilih jalur persuasif dan diplomatis demi menjaga kondusifitas kota. Bersama wadah lintas elemen masyarakat BELA PURWAKARTA, mereka kembali menyuarakan aspirasi langsung ke Pemerintah Kabupaten Purwakarta.
Dalam audiensi yang digelar di kantor Pemkab, perwakilan pedagang bertemu dengan dua pejabat kunci: Asisten Daerah II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Agung Darwis Suriaatmaja, dan Asisten Daerah I Bidang Pemerintahan, Hukum dan Kesejahteraan Rakyat, Rahmat Heriansyah. Bupati Purwakarta sendiri berhalangan hadir karena sedang dalam masa pemulihan pasca perawatan kesehatan.
Ketua Perwapa, Iwan Sopwan Arif, menegaskan bahwa perjuangan akan terus dilakukan secara damai. “Kami tetap mengedepankan dialog demi menjaga wibawa Pemkab Purwakarta. Namun jika terus diabaikan, kami tidak punya pilihan lain,” ujarnya dengan nada tegas.
Lebih menyentuh, sesepuh pedagang Haji Entang Sobur mengungkapkan kondisi nyata para korban. “Ada yang tak sanggup bayar cicilan bank, ada yang sampai depresi berat. Kami berjuang menahan rasa malu, sedih, bahkan putus asa. Belum ada yang sampai nekat bunuh diri, tapi kondisi ini sudah di ambang batas,” katanya lirih.
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait
