“Pembinaan bukan hanya soal moral, tapi juga keterampilan. Dengan pelatihan ini, warga binaan bisa mandiri dan berkontribusi bagi bangsa setelah bebas nanti,” tegasnya.
Sementara itu, Managing Director Ewindo, Glenn Pardede, menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda—bersatu, bekerja keras, dan mencintai tanah air.
“Melalui pelatihan ini, kami ingin memberikan bekal nyata agar para peserta bisa membangun hidup baru lewat pertanian. Setiap benih yang ditanam adalah simbol harapan bagi masa depan Indonesia yang mandiri,” ujar Glenn.
Tak hanya di Ciangir, Ewindo juga aktif melakukan transfer pengetahuan pertanian ke berbagai lapas dan komunitas tani di Indonesia. Pada Agustus lalu, misalnya, Lapas Kelas III Namlea-Maluku mendapatkan pelatihan serupa melalui program Farmer Field Day. Selain itu, program Urban Farming yang digagas Ewindo telah menjangkau berbagai kota besar seperti Jakarta, Tangerang, dan Bandung, membina generasi muda untuk bertani di lahan perkotaan. ***
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait
