PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Peneliti pada lembaga Lingkar Studi Pembangunan Purwakarta (LSPP) Widdy Apriandi menilai upaya yang dilakukan Pemkab Purwakarta untuk menekan angka pengangguran terbuka melalui jajaran Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) setempat tidak maksimal, kurang kreasi dan malah cenderung sepi. Nyaris tak terdengar.
"Masih kurang kreatif, logika penanggulangan pengangguran harus link and match. Disnaker dituntut kreatif membaca peluang pasar kerja yang berkembang saat ini. Jadi, pendekatan pelatihan keterampilan kerja juga harusnya disesuaikan dengan perkembangan zaman," kata Widdy kepada awak media, Senin (14/11/2022).
Menurutnya, angka pengangguran terbuka di Purwakarta masih relatif tinggi. Jumlah tertinggi terjadi di tahun 2020, yaitu 11,7 persen. Jika dirata-ratakan dari tahun 2018-2021, angka pengangguran terbuka Purwakarta adalah 10.34 persen.
Sementara angka pengangguran terbuka pada buku Purwakarta dalam Angka tahun 2022 yang dipublikasi pada medio Februari 2022, menunjukan angka 10,7 persen.
"Yang perlu jadi catatan, angka pengangguran terbuka Purwakarta pada rentang usia pemuda juga tinggi. Per tahun 2018, tingkat pengangguran terbuka pemuda Purwakarta adalah 24,69 persen, ini menjadi yang tertinggi di Jawa Barat," ujar Widdy.
Editor : Iwan Setiawan