PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Koordinator Pimpinan Kecamatan (PK) Partai Golkar Purwakarta Andreas berpendapat, ada pihak yang tak senang dan merasa terganggu jika Dedi Mulyadi 'diserang'.
Andreas melontarkan hal itu untuk menanggapi pernyataan Wakil Sekretaris Bidang Organisasi DPD Partai Golkar Purwakarta Sapei.
Sebelumnya Sapei menuturkan, aksi para PD dan PK yang mendesak Dedi Mulyadi dan Maulana Akbar dipecat secara tidak hormat, bertujuan agar proses pencalonan anggota legislatif Dedi Mulyadi di Partai Gerindra mulus.
Menurut Andreas, PK mendesak agar Dedi Mulyadi dipecat, adalah agar ada kejelasan, "Kan selama ini DPP belum menyatakan sikap. Kami yang di bawah bingung," ujar Andreas, Sabtu (8/7/2023).
Adanya pihak yang merasa tak senang dengan aksi desakan agar Dedi Mulyadi dipecat, kata Andreas, menandakan bahwa di internal Golkar Purwakarta masih ada loyalis Dedi.
"Berarti 'orang-orang Dedi masih ada. Dia tak senang jika Dedi diserang. Padahal dia sudah pindah ke partai lain," tandasnya.
Andreas juga menjawab pertanyaan Sapei soal mengapa hanya Dedi Mulyadi dan Maulana Akbar yang dipersoalkan.
Padahal, menurut Sapei, ada sosok lain yang sedang diproses dalam sidang etik, yakni Ahmad Sanusi.
Menanggapi hal itu, Andreas menjelaskan, PK mengusulkan Dedi dan Maulana dipecat, karena keduanya sudah pindah ke partai lain.
"Sedangkan Ahmad Sanusi hingga saat ini masih konsisten di Partai Golkar. Dia banyak berperan dalam membesarkan partai ini," kata Andreas.
"Lagi pula, desakan kami itu tidak ada kaitannya dengan apa yang sedang diproses oleh Dewan Etik. Soal itu kan ranah DPP," imbuhnya.
Sebelumnya, Sapei menduga ada campur tangan seorang pentolan Partai Golkar dalam aksi desakan para PK.
Sapei juga mempertanyakan mengapa hanya Dedi Mulyadi dan Maulana Akbar yang didesak dipecat.
"Setahu saya, yang juga sedang diproses Dewan Etik mengenai pelanggaran etik, adalah Sekretaris Partai Golkar Purwakarta, H Ahmad Sanusi," kata Sapei.***
Editor : Iwan Setiawan