PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Akibat kurang pasokan air, belasan hektar tanaman padi di Desa Citalang, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat mulai rebah dan mengering.
Untuk mengurangi kerugian, petani terpaksa melakukan panen dini, meski hasilnya tidak bisa menutupi biaya tanam.
Salah satu petani, Inu (58) mengatakan bahwa kemarau panjang membuat kondisi menjadi sulit. Padi yang ditanam di sawahnya mengalami kekurangan pasokan air, sehingga masa pertumbuhan dan hasil panen padi tidak maksimal seperti biasanya.
"Ini dapat tujuh karung biasanya, sekarang cuma tiga karung sepotong, iyah sekarang hasilnya tinggal setengahnya," ucapnya, Senin (2/9/2024).
Ia menyebut, kondisi itu telah terjadi sejak awal masa pertumbuhan padi. Kurangnya pasokan air menjadikan tanaman padi tidak kokoh dan roboh, sehingga secara terpaksa dia harus melakukan panen dini.
"Belum waktunya, sekitar semingguan lagi, karena padinya roboh, tapi mau gak mau kita panen. Dari pada mati semua, mending di panen," beber Inu.
Inu mengaku, kondisi yang terjadi menjadikan dia mengalami kerugian. Namun dirinya hanya bisa pasrah dan menerima keadaan.
"Lumayan lah, kalau ngitung rugi mah rugi banget. Apalagi yang disana, gak panen, gak ada air sama sekali," ungkap Inu.
Inu menambahkan bahwa saat ini harga gabah padi terbilang cukup tinggi. Namun, hal itu seolah tidak ada artinya jika dibandingkan dengan hasil panen yang sedikit.
"Kalau gabah mah lumayan, katanya sekitar 600, cuman hasilnya itu sedikit, gara-gara kesulitan air, jadi tetap aja dapatnya sedikit," pungkasnya.
Selain milik Inu, sekitar belasan hektar sawah di lokasi tersebut kondisinya sama, kekurangan pasokan air. Dan tanaman padinya mulai rebah.***
Editor : Iwan Setiawan