Lebih lanjut, Heni menuturkan bahwa latar belakang terjadinya hal tersebut berawal dari pola asuh orang tua. Sebab, tak jarang dengan kesibukan orang tua, sang anak tidak mendapatkan asuhan secara utuh.
"Atau bahkan si orang tua yang melakukan kekerasan terhadap sang anak dikarenakan adanya trauma yang dialami semasa kecil. Sehingga itu seperti lingkaran setan, saat kecil dia mendapat kekerasan, ketika sudah menjadi ayah melakukan hal serupa terhadap anaknya," bebernya.
Untuk memutus lingkaran tersebut, sambung dia, pihaknya melakukan langkah sosialisasi yang disertai terapi psikologi, serta melakukan konseling dan edukasi.
"Itu dilakukan tidak hanya terhadap korban, tapi juga dilakukan terhadap orang tua dan lingkungan sosialnya," ungkap Heni.
Sementara itu, Konselor Psikologi P2TP2A Dinsos P3A, Fiskalia Kartika Dini mengatakan, sebagai langkah lebih lanjut dalam melakukan pencegahan terjadinya tindak kekerasan, pihaknya rutin melakukan sosialisasi terhadap sejumlah segmen masyarakat. Termasuk di lingkungan sekolah.
Editor : Iwan Setiawan