Ekspor Mandek, Pelaku Usaha Keramik Plered Rugi Ratusan Juta Akibat Tarif Impor AS
"Produk mereka sudah siap ekspor, tapi pembeli menunda pembayaran dan pengiriman karena kebijakan tarif ini. Beban pajak tentu akan mempengaruhi harga jual dan perlu perhitungan ulang," kata Mumun.
Meskipun pasar lokal seperti Bali masih menjadi andalan, ekspor tetap menjadi sektor penting bagi sejumlah pelaku usaha keramik tradisional Plered. Para pengusaha berharap ada langkah diplomasi dagang antara Indonesia dan AS guna meredakan tekanan tarif tersebut.
"Kalau tidak ada perubahan, kami akan cari pasar lain seperti Korea. Tapi volumenya jauh lebih kecil dibanding Amerika," ujar Jajang.
Ia juga menyoroti ketimpangan daya saing dengan negara seperti Tiongkok dan Thailand yang sudah menerapkan teknologi tinggi dalam produksi keramik, sementara Plered masih mengandalkan kerajinan tangan (handmade).
"Kalau mau bersaing di pasar global, kami butuh dukungan nyata dari pemerintah. Minimal ada subsidi atau bantuan untuk penguatan teknologi produksi," tegasnya. ***
Editor : Iwan Setiawan