PURWAKARTA, iNewsPurwakarta.id - Puluhan warga yang didominasi emak-emak melakukan aksi unjuk rasa di jembatan penghubung Desa Tegalega Kabupaten Karawang - Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (24/8/2023).
Mereka meminta jembatan sepanjang 130 meter dengan lebar 7 meter ini tidak dibongkar oleh PT Sinohydro, pembuat jembatan tersebut.
Kepala Desa (Kades) Tegalega Kabupaten Karawang, Endang Suhayat mengatakan bahwa PT Sinohydro berencana untuk membongkar jembatan tersebut. Alasannya proyek pembangunan Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) telah rampung.
"Jembatan yang menghubungkan Desa Tegalega, Kecamatan Ciampel, Karawang dengan Desa Cicadas, Kecamatan Babakancikao Purwakarta ini memang dibuat saat proyek pembangunan KCIC. Dan PT Sinohydro berencana akan membongkar jembatan ini," ucap Endang kepada wartawan, Kamis (24/8/2023).
Menurutnya, jembatan yang dibangun oleh kontraktor proyek kereta cepat ini bermanfaat sebagai mobilitas warga Desa Tegalega dan Desa Cicadas.
"Jembatan ini sangat dibutuhkan warga kami. Untuk perekonomian, pertanian, pendidikan dan lain-lain," ucap Endang.
Sebelum ada jembatan ini, Endang melanjutkan, warga Desa Tegalega merupakan desa yang terisolir, bahkan harus menggunakan perahu untuk menyebrang Sungai Citarum dan Cikao. Jika jembatan ini dibongkar, Desa tersebut akan kembali terisolir.
"Semenjak ada jembatan yang dibangun PT Sinohydro itu, warga kami sangat terbantu dan tidak perlu menyebrang menggunakan perahu yang sangat beresiko," katanya.
Hal tersebut dibenarkan Titin, salah satu warga Desa Tegalega. Menurutnya, bahwa jembatan yang dibangun pada 2018 untuk proyek KCIC itu membantu dirinya untuk menjalankan mobilitas.
"Kami dulu harus nyebrang pakai perahu yang sangat beresiko. Ya, takut tenggelam. Dulu kan sempat ada warga yang naik perahu tenggelam."
"Sekarang ada jembatan ini kami jadi mudah ke pusat kota. Kami sebagai warga perbatasan lebih dekat ke pusat kota Purwakarta dibandingkan ke Karawang. Sehingga kami pun belanja ke pasar yang ada di Kabupaten Purwakarta," kata Titin.
Ia mengungkapkan bahwa di Desa Tegalega juga masih minim sekolah.
"Di desa kami hanya ada sekolah dasar, untuk sekolah SMP hingga SMA itu ada di Kabupaten Purwakarta. Jadi bila jembatan ini dibongkar, anak-anak akan kesulitan menempuh pendidikan," ujarnya.
Sementara menurut anggota DPR RI, Dedi Mulyadi, jembatan yang dibangun oleh PT Sinohydro itu merupakan jembatan sementara untuk proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
"Jika PT Sinohydro berencana membongkar jembatan ini tidak salah. Karena, jembatan sementara itu memiliki usia pakai, dan berdasarkan rancangan PT Sinohydro masa pakai jembatan ini sudah habis," kata Dedi Mulyadi kepada wartawan di lokasi, Kamis (24/8/2023).
Dia melanjutkan, kalau jembatan sementara itu terus dipakai, dikhawatirkan malah membahayakan untuk warga.
"Misalnya, tiba-tiba roboh pasti kan perusahaan ini yang dituntut harus bertanggung jawab karena menyebabkan peristiwa," ujarnya.
Meski demikian, ia mengatakan bahwa saat ini pemerintah harus mencari solusi untuk mobilitas warga bila jembatan penghubung dua kabupaten itu benar dibongkar.
"Pemkab Karawang atau Pemkab Purwakarta, dan bisa oleh Provinsi, karena di atas Sungai Citarum, pada tahun 2024 harus membangun jembatan permanen dari beton. Karena kalau dari besi di sini bisa kropos," ucapnya. (**)
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait