Amirul juga mengaku, dirinya tidak lagi perlu melakukan penyemprotan terhadap hama ulat penggerek batang. Dengan begitu, selain menghemat biaya untuk membeli bahan obat hama, juga waktunya tidak terbuang untuk melakukan penyemprotan hama. “Yang terpenting, mengikuti instruksi yang disampaikan penyuluh pertanian dan pendamping dari Syngenta. Selain itu, biaya pengeluaran obat-obatan semakin hemat dan waktu untuk keluarga jadi lebih banyak lagi,” pungkasnya.
“Kami berharap melalui pembinaan petani secara berkelanjutan dan penggunaan jagung hibrida dengan keunggulan ganda ini dapat memberikan hasil panen melimpah untuk petani dan memberikan keuntungan lebih besar kepada semua pemangku kepentingan. Hal ini sekaligus sebagai upaya untuk mendukung Pemerintah dalam memujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan nasional khususnya untuk produk jagung dan turunannya,” tutup Imam Sujono, Marketing Head Seed Syngenta Indonesia. (**)
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait