“Saya tidak hanya tanam cabai, ada juga tanaman timun, bunga kol, dan tomat. Kalau harga rendah, tidak saya buang, melainkan disedekahkan buat tetangga,” ujar pria lulusan SMA ini.
Menurut Obuy, aplikasi SIPINDO sangat membantu. Terutama, bagi petani milenial seperti dirinya. Adapun petani senior, agak susah melek teknologi. Sehingga, perlu waktu untuk merangkul mereka supaya bisa memanfaatkan teknologi untuk mendorong peningkatkan produktivitas.
Sementara itu, Area Product Development Senior Officer EWINDO Majalengka, Avant Jaya Damarta, kebun yang ada di Majalengka luasnya mencapai 1,2 hektare. Adapun yang dibudidayakan ada 10 jenis komoditi. Seperti, bawang merah, bawang daun, pare, dan lainnya.
“Di kebun ini, kita budidayakan komoditi yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Berbeda dengan kebun utama EWINDO di Purwakarta, di mana di kebun utama memproduksi benih dan juga merisetnya,” ujar Avant.
Dengan kehadiran area percontohan penanaman produk Cap Panah Merah di Majalengka atau yang biasa disebut Learning Farm memadukan inovasi benih sayuran berkualitas dengan teknologi tepat guna SIPINDO terbukti bisa memperlihatkan performa tanaman yang baik. Diharapkan dari kegiatan demo aplikasi SIPINDO khususnya di berbagai Learning Farm milik EWINDO di berbagai daerah Indonesia memberikan kesempatan akses informasi ke banyak petani di Indonesia guna meningkatkan kesejahteraan yang lebih baik.***
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait