1. mengurangi sampah dengan menghindari penggunaan produk sekali pakai seperti kantong plastik, sedotan, dan styrofoam;
2. Belanja tanpa kemasan dengan membawa wadah sendiri saat membeli makanan atau barang kebutuhan;
3. Mengelola sisa makanan dengan metode kompos atau pakan maggot BSF; dan
4. mendirikan bank sampah sebagai pusat pengelolaan sampah dan pemberdayaan ekonomi.
"Jika setiap santri menghasilkan 0,5 kilogram sampah per hari, maka di Al-Muhajirin saja akan ada 3.500 kilogram (3,5 ton) sampah per hari. Ini angka yang cukup besar. Kami berharap pesantren dapat menjadi contoh bagi masyarakat luas dalam menerapkan gaya hidup sadar sampah. Dengan komitmen bersama, kita bisa mewujudkan pesantren yang bersih, nyaman, dan berwawasan lingkungan," tambah Menteri Hanif.
Editor : Iwan Setiawan
Artikel Terkait